Jakarta, wmhg.org Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Kamis (3/3/2022) di tengah kekhawatiran investor terkait ketegangan yang kembali meningkat antara Rusia dengan Ukraina.
Indeks Nikkei Jepang ditutup naik 0,70% ke level 26.577,27, Hang Seng Hong Kong menguat 0,55% ke 22.467,34. Sementara itu Shanghai Composite China turun tipis 0,09% ke 3.481,11.
Selain Shanghai yang terkoreksi tipis, pasar saham Asia utama lainnya kompak mengalami rebound pada Kamis di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia dan setelah kepala the Federal Reserve mengatakan dia mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari yang diperkirakan.
Indeks Straits Times Singapura tercatat ditutup naik 0,29% ke level 3.253,65, sementara bursa domestik hari ini libur merayakan Nyepi. Adapun indeks ASX 200 ditutup naik 0,49% ke level 7.151,40 dan KOSPI Korea Selatan melonjak 1,61% ke posisi 2.747,08.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu (2/3), tiga indeks acuan Wall Street juga kompak melejit.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 596,40 poin, atau 1,79%, ditutup pada 33.891,35. Kemudian, indeks S&P 500 melesat 1,86% ke 4.386,54.
Baca:
Ikuti Jejak Asia & Wall Street, Bursa Eropa Dibuka Menguat
Adapun Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi mencuat 1,62% menjadi 13.752,02. Praktis, kenaikan tersebut membalikkan kerugian pada perdagangan Selasa lalu.
Indeks Wall Street pulih dari kerugian minggu ini setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga utamanya untuk pertama kalinya sejak 2018.
Powell mengatakan dirinya mendukung kenaikan suku bunga tradisional 0,25 poin persentase alih-alih kenaikan yang lebih besar yang direkomendasikan oleh beberapa pembuat kebijakan.
Komentar Powell, dalam testimoni kepada Komite Jasa Keuangan DPR AS, membantu menenangkan investor setelah aksi perang Rusia ke Ukraina membuat pasar panik. Dalam kesempatan tersebut Powell juga mengatakan dampak serangan Rusia terhadap ekonomi AS sangat tidak pasti.
Perdagangan saham pekan ini telah berayun secara cepat karena investor mencoba untuk mencari tahu bagaimana serangan Rusia akan mempengaruhi pasokan minyak, gandum dan komoditas lainnya dan pemulihan global dari pandemi virus corona.
Pedagang dan investor juga masih gelisah tentang rencana the Fed dan bank sentral lainnya untuk melawan inflasi dengan menarik suku bunga ultra-rendah yang dalam beberapa tahun ini mampu mendorong kenaikan di pasar saham.
Harga komoditas juga mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Minyak mentah, aluminium, nikel, CPO hingga batu bara mencatatkan kenaikan harga fantastis akibat ancaman pasokan yang ketat di tengah konflik yang masih memanas di Eropa Timur.
Baca:
Andai Dibuka, IHSG Bakal Balik Lagi Ke Kisaran Level 6.900