Jakarta, wmhg.org Indonesia – Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis kemarin tidak membuat harga emas dunia merosot, justru malah mampu mencatat kenaikan. Alhasil harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. akhirnya naik pada perdagangan Jumat (11/6/2021).
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas batangan satuan 1 gram hari ini naik 0,31% ke Rp 957.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 89.912.000/batang atau Rp 899.120/gram naik 0,33%.
Selain itu, PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.
Kemarin, Departemen Tenaga Kerja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei mencapai angka 5% secara tahunan. Ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.
Meski demikian, banyak yang berpendapat inflasi tinggi hanya sementara. Indeks dolar AS pun melemah tipis 0,05% pasca rilis data tersebut, yang membuat harga emas dunia menguat 0,52% ke US$ 1.898,13/troy ons.
Baca:
Bun…Tutup Mata! Harga Emas di Pegadaian Merah Semua
Intinya yang bisa dilihat dari data inflasi AS adalah pasar yakin bank sentral AS (The Fed) tidak akan merubah kebijakannya dalam waktu dekat, dan hal tersebut mendukung harga emas, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, sebagaimana dilansir wmhg.org International, Kamis (10/6/2021).
Sebelumnya, pelaku pasar dibuat cemas akan kemungkinan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh The Fed. Saat ini nilai QE The Fed sebesar US$ 120 miliar per bulan, dan menjadi salah satu penopang harga emas hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada Agustus tahun lalu.
Tapering merupakan badai yang bisa membuat harga emas anjlok tajam seperti yang terjadi pada tahun 2013. Sebelum tahun lalu, rekor tertinggi harga emas US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada 6 September 2011.
Pada pertengahan tahun 2013 The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke akhirnya mengeluarkan wacana untuk mengurangi QE atau tapering yang memicu gejolak di pasar finansial yang disebut taper tantrum.
Sejak saat itu, harga emas terus merosot hingga ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.
TIM RISET wmhg.org INDONESIA
Baca:
Inflasi di AS Naik Tinggi, Harga Emas Dunia Pepet US$ 1.900