wmhg.org – JAKARTA. Perusahan produsen kakao dan cokelat, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi lonajakan harga kakao global.
Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara Gendra Fachrurozi mengatakan COCO memiliki beberapa strategi yang dirancang untuk mengantisipasi tingginya harga kakao global.
Pertama, COCO terus menjalin kemitraan yang baik dengan para petani kakao dan kelompok tani lokal. Dengan memperkuat hubungan ini, pihaknya dapat membantu memastikan pasokan kakao berkualitas tinggi sambil mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan.
“Ini tidak hanya baik untuk bisnis kami, tetapi juga untuk kesejahteraan para petani,” kata Gendra kepada Kontan.co.id, Senin (23/12) lalu.
COCO juga fokus pada inovasi dalam proses produksi dan efisiensi operasional. Melalui pembangunan pabrik baru, COCO berinvestasi dalam teknologi yang memungkinkan untuk memproduksi cokelat dengan cara yang lebih efisien, sehingga dapat mengurangi beberapa biaya tanpa mengorbankan kualitas.
Mengenai biaya operasional akibat melonjaknya harga kakao, lanjut Gendra, pihaknya melakukan pendekatan yang hati-hati.
Meskipun biaya bahan baku mengalami kenaikan, COCO berkomitmen memberikan nilai yang terbaik bagi konsumen.
“Kami berusaha untuk tidak langsung mentransfer seluruh biaya tambahan ini kepada konsumen. Jika diperlukan, kami akan melakukan penyesuaian harga yang bersifat moderat dan transparan, serta memberikan penjelasan kepada konsumen mengapa penyesuaian tersebut diperlukan,” jelasnya.
Di sisi lain, COCO juga melihat lonjakan harga kakao global ini sebagai tantangan sekaligus kesempatan.
“Meskipun kenaikan harga kakao ini mempengaruhi biaya pembelian kami, kami percaya bahwa ini juga mendorong kami untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi situasi ini,” tambah Gendra.
Secara keseluruhan, COCO memandang prospek bisnis di sisa tahun 2024 cukup positif. Menurutnya, pertumbuhan dengan target 10%-15 % masih realistis dan optimis bisa dicapai.
Adapun, per kuartal III-2024, COCO mencatatkan penjualan sebesar Rp 120,14 miliar. Angka itu menurun 13,17% year on year (yoy) dibandingkan Rp 138,37 miliar pada posisi yang sama tahun lalu.
Dari sisi bottom line, COCO membukukan rugi nego periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 40,42 miliar atau meningkat dari sebelumnya Rp 14,77 miliar pada posisi yang sama tahun 2023.
COCO Chart by TradingView
Selanjutnya: Harga Beras Premium dan Daging Sapi Murni Naik di Sulawesi Tenggara, Kamis (16/12)
Menarik Dibaca: Promo Berhadiah Indomaret sampai 8 Januari 2025, Parfum-Sunscreen Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News