Jakarta, wmhg.org Indonesia – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) optimistis bisa mencapai target penyaluran kredit dari penempatan deposito pemerintah di bank mencapai Rp 15,38 triliun atau lebih dari komitmen yang sebelumnya disampaikan Rp 15 triliun. Diperkirakan nilai ini akan dicapai pada 25 September mendatang.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan hingga akhir Agustus lalu realisasi penyaluran kredit tersebut mencapai Rp 9,5 triliun. Nilai kredit ini akan terus diakselerasi pada bulan ini hingga mencapai target.
Realisasi penyaluran pembiayaan hingga 25 September 2020 dari penempatan dana pemerintah, diproyeksikan mencapai Rp 15,38 triliun atau 102,5% dari target, kata Pahala, Kamis (17/9/2020).
Lebih lanjut, dalam keterangan resminya disebutkan bahwa segmen terbesar dari penerima pembiayaan tersebut adalah KPR subsidi yakni untuk 28.807 debitur senilai Rp 3,99 triliun. Dana itu setara 26% dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan.
Segmen lainnya adalah KPR non-subsidi dan kredit konsumer lainnya yang mencakup 12.944 debitur senilai Rp 3,38 triliun atau setara 22% dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan. Berikutnya kredit konstruksi dan kredit komersial lainnya sebanyak 2.454 debitur senilai Rp 2,85 triliun (18,5%) dan kredit ke BUMN untuk 49 debitur senilai Rp 5,15 triliun (33,5%).
Program PEN dapat Rp 5 triliun dengan komitmen, meski ga ada aturan, kami akan lakukan 3x dari dana yang ditempatkan di kami dan progress cukup baik. Sampai akhir Agustus total penyaluran dana PEN mendekati Rp 9,5 triliun, jadi masih on track. Dengan akselerasi di September diharapkan bisa capai Rp 15 triliun dan di Desember akan dapat salurkan Rp 30 triliun, kata Pahala dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (17/9/2020).
Dana tersebut disalurkan dalam bentuk KPR subsidi sebanyak 22.456 debitur dengan total nilai Rp 3,13 triliun. Lalu KPR non-subsidi dan kredit konsumer untuk 9.669 debitur dengan total nilai Rp 2,46 triliun.
Selanjutnya dalam bentuk konstruksi dan kredit komersial lain untuk 1.961 debitur dengan total nilai Rp 1,81 triliun. Lalu ada kredit ke BUMN yang bergerak di bidang properti yang sebanyak 22 debitur senilai Rp 2,02 triliun.
Penyaluran kredit tersebut telah dilaksanakan hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Dari total kredit yang disalurkan, 77% tersalur ke wilayah di luar DKI Jakarta dan 23% di antaranya ke luar Pulau Jawa.
Tak selalu mulus, dia menyebutkan terdapat tantangan dalam penyaluran kredit ini seperti penyelesaian pembangunan rumah KPR yang terhambat karena ketidaktersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) seperti listrik dan air, serta jalan dan saluran.
Selain itu, daya beli akibat pembatasan aktivitas sosial di masa pandemi juga memberikan dampak pada daya beli properti. Lainnya adalah kehati-hatian dalam penyaluran kredit khususnya terhadap calon debitur yang terdampak Covid-19.
Baca:
Gubernur BI: Kredit Perbankan Agustus Loyo, Cuma Naik 1,04%