Jakarta, wmhg.org Indonesia – Inflasi zona euro terpantau masih terlalu tinggi. Karenanya, Bank Sentral Eropa akan terus menaikkan suku bunga meski dengan kecepatan yang lebih bertahap.
Baca:
Indonesia Bisa Jadi Negara Berpengaruh di Asia, Asalkan…
Kami semakin dekat dengan ketinggian jelajah kami, belum sampai di sana, dan itu berarti kami harus terus mendaki, tetapi tidak secepat itu, kata Gubernur ECB Christine Lagarde dalam konferensi perbankan di Hanover, Jerman, dikutip dari AFP, Kamis (1/6/2023).
Data terbaru per hari Kamis menunjukkan inflasi zona euro turun tajam menjadi 6,1% di bulan Mei. Ini didukung oleh penurunan harga energi. Namun angka tersebut tetap jauh di atas target 2% ECB.
Inflasi masih terlalu tinggi, kata Lagarde.
Seperti bank sentral lainnya di seluruh dunia, ECB memulai siklus kenaikan suku bunga yang agresif di tahun lalu guna menurunkan harga. Lagarde menyebut ECB bergerak dengan kecepatan tercepat yang mereka bisa, dan telah menaikkan suku bunga sebesar 3,75% sejak bulan Juli lalu.
Pertanyaan sebenarnya adalah: seberapa tinggi kita harus pergi?, katanya.Pesawat harus mendaki cukup tinggi untuk mencapai tujuannya — tetapi tidak terlalu tinggi untuk melampauinya.
Sementara harga energi turun baru-baru ini, setelah sebelumnya melonjak usai serangan Rusia ke Ukraina. Lagarde mengatakan tuntutan upah yang lebih tinggi kini menjadi pendorong penting inflasi.
Pekerja di seluruh Eropa, didorong oleh pasar tenaga kerja yang ketat, menyerukan kenaikan gaji untuk membantu mengimbangi kenaikan biaya hidup.
Lagarde mengatakan hal itu terutama terlihat di Jerman yang mana merupakan ekonomi terbesar Eropa. Di mana serikat pekerja telah memperoleh kenaikan gaji yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Bos ECB itu memperingatkan bahwa tidak ada bukti yang jelas bahwa inflasi yang sedang berlangsung telah mencapai puncaknya. Perkataan Lagarde ini mengacu pada ukuran inflasi yang menghilangkan volatilitas harga pangan dan energi.
Kekhawatiran serupa dikemukakan oleh anggota dewan gubernur ECB pada pertemuan mereka bulan lalu, menurut risalah yang dirilis pada hari Kamis.
Beberapa kenaikan upah terbaru, terutama di sektor publik, secara luas dianggap mengkhawatirkan, tulis laporan pertemuan tersebut.
Gaji yang dinegosiasikan, termasuk pembayaran satu kali, telah tumbuh lebih dari 5% dari tahun ke tahun di bulan Januari dan Februari, catat para pembuat kebijakan. Mereka menambahkan bahwa risiko terhadap inflasi telah naik.
ECB akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter berikutnya pada 15 Juni mendatang. Para pengamat memperkirakan kenaikan suku bunga akan mencapai sebesar 25 basis poin.