Jakarta, wmhg.org Indonesia – Sebanyak dua investor terbesar emiten menara telekomunikasi Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dikabarkan sedang dalam tahap penjajakan penjualan saham TBIG dengan nilai transaksi jumbo.
Bloomberg melaporkan, perusahaan private equity, Provident Capital Indonesia dan anak usaha perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya disebut telah meminta proposal kepada bank tentang kemungkinan transaksi saham ini menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Seperti diketahui, mengacu struktur kepemilikan saham TBIG terbesar, efektif sampai dengan 30 April 2021, Wahana Anugerah Sejahtera yang dimiliki Saratoga menggenggam kepemilikan sebesar 34,23% saham TBIG. Kemudian, Provident Capital Indonesia memiliki 22,22%, sisanya pemegang saham publik 39,01% dan saham treasuri 4,52%.
Baca:
Emiten Sandi Uno Citatut Akun Investasi Bodong di Telegram
Nilai transaksi ini menurut Bloomberg berpotensi mencapai Rp 43,5 triliun atau sekitar US$ 3 miliar bila mengacu pada rata-rata harga pada penutupan perdagangan Senin kemarin (5/7).
Tower Bersama saat ini memiliki nilai kapitalisasi pasar sekitar U$ 5,3 miliar atau senilai Rp 76,58 triliun berdasarkan hitungan Bloomberg.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa ini (6/7), saham TBIG ditutup turun 0,59% di Rp 3.380/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 77 triliun.
Dengan valuasi US$ 3 miliar, penjualan saham jika berhasil akan menjadi kesepakatan terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2021, setelah merger senilai US$ 7,5 miliar antara perusahaan e-commerce PT Tokopedia dan perusahaan ride-hailing dan pembayaran Gojek, tulis laporan tersebut, dikutip Selasa (6/7/2021).
wmhg.org Indonesia mengkonfirmasi lebih lanjut mengenai rencana penjualan saham ini kepada manajemen TBIG, termasuk kepada Catharina Latjuba, Head of Corporate Communications Saratoga Investama Sedaya.
Saat ini kami tidak aware mengenai rencana Saratoga menjual saham TBIG. Sebagai perusahaan investasi aktif terkemuka di Indonesia, Saratoga memilik berbagai portofolio bidang usaha yaitu konsumen, infrastruktur, sumber daya alam dan lainnya, kata Chatarina, dalam emailnya kepada wmhg.org Indonesia, Selasa (6/7).
Secara teratur Saratoga melakukan review terhadap seluruh portofolio investasi serta terus melihat peluang-peluang investasi yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi para stakeholders kami, tegasnya.
Mengacu situs perusahaan, TBIG didirikan pada tahun 2004. Tower Bersama menyewakan ruang di menara telekomunikasi untuk antena dan peralatan nirkabel lainnya.
Perusahaan melaporkan laba bersih yang disesuaikan sekitar Rp 1 triliun pada tahun 2020, meningkat 17,6% dari Rp 820 miliar pada tahun sebelumnya.
Mitra pendiri Provident Capital Hardi Wijaya Liong adalah CEO Tower Bersama, dan Presiden Komisaris Saratoga Group Edwin Soeryadjaya adalah presiden komisaris perusahaan infrastruktur tersebut. Edwin mendirikan Saratoga bersama dengan mitranya, Sandiaga Salahuddin Uno yang kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca:
Perkenalkan! 2 Crazy Rich Baru RI dari Cuan Saham EDGE