wmhg.org – JAKARTA. Emiten produsen baja swasta, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), mengungkapkan strategi untuk menjadi produsen baja karbon rendah terkemuka di Asia.
Asal tahu saja, hingga September 2024, GGRP mampu mencatatkan kinerja keuangan yang solid di tengah volatilitas pasar. GGRP melaporkan peningkatan EBITDA dari operasi yang dilanjutkan secara signifikan menjadi US$ 50,1 juta atau mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 54,6% year on year (YoY).Â
Selain itu, laba sebelum pajak dari operasi yang dilanjutkan GGRP melesat 553,2% YoYÂ menjadi US$ 29,6 juta per kuartal III-2024.
Sementara itu, laba bersih dari operasi yang dilanjutkan mencapai US$31 juta atau meningkat sebesar 780,8% YoYÂ dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya.Â
GGRP juga berhasil mengurangi liabilitas sebesar 58,4% hingga September 2024, sementara ekuitas tumbuh 5,6%.
Kekuatan finansial GGRP juga tercermin dari rasio utang yang solid dengan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,13 kali dan Debt Service Coverage Ratio (DSCR) sebesar 5,74 kali yang menunjukkan kapasitas perusahaan yang kuat dalam memenuhi kewajiban finansial.
Manajemen GGRP menyebut, industri baja global diharuskan mengurangi emisi karbon lebih dari dua pertiga (67%) agar dunia dapat mencapai net zero pada tahun 2050.
Untuk mencapainya, proporsi baja yang diproduksi menggunakan teknologi Electric Arc Furnace (EAF) diproyeksikan akan meningkat secara dramatis dari 28% menjadi 64% pada tahun 2050.Â
Status GGRP sebagai pelopor baja dengan emisi rendah karbon menempatkan perusahaan ini dalam posisi yang sangat kuat untuk memimpin ekonomi baja baru, sekaligus memberikan pengembalian finansial maksimal bagi para pemegang saham.
Pihak GGRP mengklaim siap untuk menjadi salah satu produsen baja yang paling maju secara teknologi, berkelanjutan, dan menguntungkan di Asia.Â
Untuk itu, salah satu langkah yang ditempuh GGRP adalah peningkafan teknologi produksi. Dalam hal ini, GGRP akan memodifikasi teknologi EAF yang dimilikinya dengan mengintegrasikan sistem pengisian samping, sehingga diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi sekitar 10% hingga 20%.
Selain itu, GGRP berencana untuk menerapkan teknologi slab casting tipis, serta mesin rolling baru, sehingga memungkinkan untuk memproduksi baja rendah karbon berkualitas premium yang bernilai tinggi untuk aplikasi hilir.Â
Berikutnya, GGRP akan mengoptimalkan pemanfaatan scrap sebagai bahan baku.
Dalam praktiknya, GGRP akan mengamankan scrap berkualitas tinggi melalui sistem penilaian yang berbasis Artificial Intelligence (AI), menerapkan perjanjian jangka panjang untuk pemasok scrap berkualitas, hingga investasi strategis dalam scrapyard. Keseluruhan hal ini dilakukan guna memastikan kualitas dan pasokan material scrapyang konsisten.Â
GGRP juga memperluas pasar ekspor untuk produksi pelat dengan emisi rendah karbon. GGRP akan memprioritaskan produksi pelat baja rendah karbon di fasilitas Plate Steckel Mill (PSM) yang dimiliki dengan berfokus kepada pelat yang tersertifikasi ramah lingkungan guna memenuhi permintaan pasar ekspor yang terus berkembang, termasuk guna memenuhi permintaan jangka panjang.Â