Jakarta, wmhg.org Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disertai dengan aliran yang deras dari investor asing pada pekan lalu ke pasar keuangan domestik.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat tipis 0,06% di angka Rp16.275/US$ pada hari ini, Senin (29/7/2024). Hal ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi kemarin (26/7/2024) sebesar 0,25%.
Baca:
Kisah Habibie Bikin Dolar Bertekuk Lutut dari Rp 16.800 Jadi Rp 6.550
Sementara DXY pada pukul 14:58 WIB naik 0,05% di angka 104,37. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 104,31.
Rupiah ditutup mengalami apresiasi pada hari ini setelah sebelumnya pada pekan lalu terjadi net foreign inflow dan semakin memperpanjang tren masuknya dana asing menjadi lima pekan beruntun.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 22-25 Juli 2024 di mana investor asing tercatat beli neto Rp1,93 triliun terdiri dari beli neto Rp3,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp1,39 triliun di SRBI dan jual neto Rp0,05 triliun di saham.
Lebih lanjut, selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 25 Juli 2024, investor asing tercatat jual neto Rp32,08 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,89 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp169,41 triliun di SRBI.
Ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) menjadi salah satu alasan utama mengapa aliran dana asing masuk ke pasar keuangan domestik.
Optimisme ini semakin bold didukung oleh survei CME FedWatch Tool yang menunjukkan 87,7% terjadi first cut rate pada September 2024 sebesar 25 basis poin (bps).
Jika hal ini benar terjadi, maka tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin minim dan pada akhirnya membuat rupiah berada di level yang lebih baik ke depannya.
wmhg.org INDONESIA RESEARCH