Jakarta, wmhg.org Indonesia – Proses penerapan transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Arab Saudi belum akan terealisasi dalam waktu dekat. Hal ini ditegaskan Bank Indonesia dalam paparan Rapat Dewan Gubernur, Rabu (21/2/2024).
Bank Indonesia (BI) menargetkan penerapan transaksi menggunakan QRISÂ di Arab Saudi akan terealisasi setelah penerapan QRIS rampung di Uni Emirat Arab atau UEA yang prosesnya lebih maju.
Dengan Saudi Arabia kita masih diskusi, tapi mungkin sebelum ke Arab Saudi kita baru saja tanda tangan dengan UEA nah ini mungkin bisa stepping stone ini duluan, kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Selain dengan UEA, pemanfaatan QRIS paling dekat menurut Filianingsih bisa terealisasikan dengan Jepang. Namun, lagi-lagi ia belum bisa memastikan tanggal penerapan transaksi itu bisa direalisasikan.
-
Pengguna Livin Mandiri Naik 44%, Nilai Transaksi Capai Rp 3.271 T
-
Dorong Transaksi Non-Tunai, Bank Raya Gelar Parade Kejutan QRIS
-
BI: Transaksi QRIS Meroket 149% di Januari 2024
Berikutnya mungkin dengan Jepang. Mudah-mudahan bisa segera uji coba karena mereka sudah datang ke kita, sudah diskusi lebih dalam lagi, tegas Filianingsih.
Saat ini, QRIS antarnegara sudah bisa digunakan di Thailand, Malaysia, dan terbaru adalah Singapura. Dengan Korea Selatan, Indonesia telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman.
Filianingsih mengatakan, transaksi menggunakan QRIS yang tak lagi perlu menggunakan dolar AS ada sedikit penurunan pada Januari 2024. Dipengaruhi oleh transaksi oleh turis yang menurun setelah penggunaan tinggi saat libur akhir tahun pada Desember 2023.
Filianingsih mengatakan, dengan Thailand ada penurunan di volume tapi nominal tetap naik. Transaksi inbound itu secara volume sebanyak 1.121 dengan transaksi outbound 23.715. Nominalnya, Rp 368 juta untuk inbound sedangkan outbondnya Rp 10 miliar.
Sementara itu, dengan Malaysia meningkat, dari sisi volume mencapai 73.300, meningkat 10% outbondnya. Dari sisi nominal untuk inbound Malaysia ke Indonesia Rp 20 miliar, lalu Indonesia ke Malaysia Rp 2,9 miliar.
Memang dari turis lebih banyak turis Indonesia ke Malaysia, tapi belanjanya dikit-dikit, justru yang Malaysia belanjanya banyak. Nah Singapur juga ada turun sama untuk volume nominal tapi outbond meningkat mudah-mudahan setelah Januari bisa meningkat, tegas Filianingsih