Jakarta, wmhg.org Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (6/7/2021), di tengah penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Senin (5/7/2021) waktu setempat.
Investor kembali memburu SBN pada hari ini, terlihat dari penurunan yield-nya di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN bertenor 30 tahun yang masih dilepas oleh investor, ditandai dengan kenaikan yield-nya.
Yield SBN berjatuh tempo 30 tahun dengan seri FR0089 naik sebesar 1,3 basis poin (bp) ke level 6,927% pada hari ini. Sementara untuk yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah turun sebesar 5,5 bp ke level 6,589%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pergerakan yield SBN cenderung mengikuti pergerakan yield obligasi pemerintah (AS) yang dibuka sedikit turun pada perdagangan Selasa pagi waktu AS, karena perhatian investor beralih ke rilis hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Rabu (7/7/2021) besok waktu AS.
Dilansir data dari wmhg.org International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun 0,7 bp ke level 1,425% pada pukul 07:01 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Jumat (2/7/2021) akhir pekan lalu di level 1,432%.
Yield Treasury sedikit turun pada Selasa pagi, setelah pada perdagangan Senin kemarin ditutup karena libur Hari Kemerdekaan 4 Juli. Fokus investor pada pekan ini adalah hasil rapat terbaru The Fed yang akan dirilis pada Rabu siang waktu AS. Investor mendengarkan petunjuk lebih lanjut dari anggota bank sentral mengenai arah kebijakan moneter.
Sementara itu di dalam negeri, investor akhirnya kembali memburu SBN, di tengah masih berlangsungnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat di Jawa dan Bali. Kenaikan kasus virus corona (Covid-19) yang kembali meninggi juga menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi pemerintah RI.
Secara nasional, pada hari ini Selasa (6/7/2021) RI kembali mencetak rekor tertinggi kasus harian, yakni 31.189 kasus dalam sehari. Rekor ini memecahkan rekor yang tercipta sehari sebelumnya, yakni 29.745 kasus. Dengan pertambahan kasus tersebut maka total konfirmasi positif sejak pandemi hingga hari ini menembus 2.345.018 kasus.
Jika tak tertangani, hal ini dapat memperlambat proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam beberapa pekan ke depan, pelaku pasar pun cenderung lebih berhati-hati.
TIM RISET wmhg.org INDONESIA