wmhg.org – JAKARTA. PT Kawan Lama Solution, perusahaan penyedia peralatan industri teknik dan komersial untuk pelaku industri menyatakan telah menyiapkan beberapa strategi bisnis untuk hadapi tahun 2025 mendatang.Â
Albertus Primusanto Vice President of Sales Category Kawan Lama Solution memaparkan Perusahaan akan terus beradaptasi dan lakukan negosiasi dengan vendor-vendor agar dapat menjaga harga tetap kompetitif.Â
Kami akan mencoba beradaptasi dan lakukan negosiasi dengan vendor demi menjaga harga jual, walau nanti ada PPN 12%, kami harap masih tetap kompetitif, jelas Albertus saat ditemui oleh Kontan di acara Manufactur Indonesia 2024 di JiExpo, Jakarta, Kamis (5/12).Â
Selanjutnya, Perusahaan juga lakukan efisiensi dari sisi operasional. Lalu yang ketiga, langkah yang dilakukan oleh Perusahaan yang menjadi bagian dari Kawan Lama Group ini adalah masuk ke industri manufaktur.Â
Albert menuturkan tahun 2025 mendatang, Kawan Lama Solution akan membangun pabrik manufaktur yang membuat sepatu kerja hingga produksi alat keamanan kerja di Kendal, Jawa Tengah.Â
Kami sudah lakukan groundbreaking dan akan masuk ke industri manufaktur tahun depan. Hal ini dilakukan agar kami bisa semakin menekan biaya dan tentu mengikuti arahan Pemerintah, untuk mengangkat produk dalam negeri, ujarnya.Â
Kama Lama Solution menargetkan pabrik sudah dapat beroperasi dan lakukan produksi pada kuartal II 2025 mendatang. Mengenai investasi, Albertus enggan menyebutkan angkanya.Â
Namun demikian, Perusahaan melihat peluang dari kegiatan dari sektor industri minyak, gas dan pertambangan yang membutuhkan peralatan keamanan dan perlengkapan. Ia memperhatikan, kebutuhan tersebut masih bergantung dari barang impor China.Â
Perusahaan menyatakan optimistis menyongsong tahun 2025 melalui beberapa strategi bisnis yang telah dicanangkan tersebut. Albert menyatakan, hal ini juga didorong dengan proyeksi bahwa kondisi politik akan lebih stabil sebab proses Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah sudah selesai dilakukan.Â
Mengenai adanya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang naik menjadi 12%, Albert mengakui pasti Perusahaan bakal terdampak. Efeknya sendiri saat ini belum dirasakan, namun Perusahaan telah menghitung biaya tambahan yang akan terdampak.Â
Sedikit banyak, pasti kebijakan tersebut akan mempengaruhi juga, sebab akan ada pertambahan biaya dari proses produksi industri. Namun kami masih tetap optimistis hadapi 2025, paparnya.Â
Selanjutnya: Investasi Apple Terhambat, Begini Dampak Larangan iPhone 16 Bagi Konsumen dan Negara
Menarik Dibaca: Waspada Cuaca Buruk & Gelombang Laut Tinggi 4 Meter di Selat Sunda, Ini Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News