wmhg.org – JAKARTA. Ciputra Group melalui PT Ciputra Residence sangat serius menerapkan Health, Safety, and Environment (HSE) atau juga dikenal dengan istilah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam pembangunan proyek-proyeknya. Pengembang ini menargetkan pembangunan seluruh proyek Ciputra nihil kecelakaan kerja pada 2025.
Seperti diketahui, HSE merupakan salah satu aspek penting dalam penerapan prinsip ESG, yang menjadi kerangka kerja untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ciputra Graup menyadari bahwa penerapan HSE yang ketat akan memberikan keuntungan jangka panjang melalui peningkatan efisiensi, reputasi, dan keberlanjutan bisnis.
“Kami sangat menyadari pentingnya budaya HSE untuk meningkatkan kualitas produk-produk properti kami, khususnya rumah tapak. Sehingga nantinya memberikan manfaat bagi para stakeholders khususnya konsumen kami,” kata Presiden Direktur Ciputra Residence, Budiarsa Sastrawinata, Selasa (26/11).
Budiarsa Sastrawinata mengatakan, zero accident di proyek-proyek Ciputra Residence pada tahun 2024 sudah mencapai 91%. Angka tersebut sudah jauh meningkat dibanding 2017 yang baru mencapai 41%,.
Ia menjabarkan, Ciputra Residence mengalami sebanyak 37 kasus kecelakaan kerja pada tahun 2017, lalu pada 2023 turun menjadi 10 kasus dan pada 2024 hanya ada 9 kasus.
Untuk bisa mencapai target zero accident, Ciputra Group terus berupaya memaksimalkan beragam sumber daya ada. Salah satunya dengan memberikan apresiasi terhadap mitra kerja dan proyek yang berhasil menerapkan budaya HSE dengan baik melalui HSE Awards sejak 2015.
Tahun ini, Ciputra Residence kembali menggelar HSE Award. Ada 75 kontraktor yang terlibat dalam pembangunan 18 proyek rumah tapak pengembang ini dinilai dalam ajang tersebut. Hasilnya, sebanyak 68 kontraktor berhasil mencatat nihil kecelakaan kerja.
Budiarsa menyadari upaya Ciputra Residence untuk mendorong kontraktornya menerapkan HSE belum membawa hasil sempurna, mengingat masih ada 7 kontraktor yang belum mencapai nihil kecelakaan kerja.
Sementara, Lalitya Ciputra Sastrawinata, Direktur PT Ciputra Residence menambahkan, implementasi budaya HSE merupakan bentuk investasi penting dalam mewujudkan efisiensi dan kelancaran proses produksi.
Lalitya bilang, penguatan aspek HSE terutama dilakukan Ciputra Residence terhadap pembangunan produk-produk properti landed. “Aspek HSE pada proyek landed house selama ini kurang diperhatikan, berbeda dengan proyek highrise yang sudah sangat ketat menerapkannya. Oleh karena itu, kami ini menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Ia mengatakan, Ciputra Residence sudah membuat sistem HSE yang bisa dijadikan para kontraktor sebagai panduan, lalu mengangkat staf profesional untuk mengawasi implementasi HSE para kontraktor, dan mewajibkan penggunaan alat berat dioperasikan oleh orang-orang profesional.
Lebih lanjut, Lalitya menyampaikan bahwa implementasi HSE secara ketat pada akhirnya memang membutuhkan biaya. Atas biaya itu, Ciputra membebankan terhadap harga jual properti sekitar 1%-1,5%.
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, angka kecelakaan kerja secara nasional masih menunjukkan tren peningkatan. Jika pada 2020 mencapai 221.740 kasus, pada 2021 bertambah jadi 234.371 kasus, tahun 2022 mencapai 298.137 kasus, dan pada 2023 terdapat 370.747 kasus.
Yuli Adiratna, Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan, Ditjen Binwasnaker dan K3 menyatakan pelaksanaan HSE harus menjadi perhatian dan prioritas di semua sektor. Ia mengapresiasi Ciputra Group karena menjadi salah satu perusahaan yang peduli dan konsisten menerapkan budaya HSE secara berkelanjutan.
Selanjutnya: Tren IPO Perusahaan Nikel Akan Berlanjut di 2025, Ada yang Bakal Melantai Semester I
Menarik Dibaca: 5 Tanda Kulit Butuh Serum Vitamin C, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News