Balikpapan Konsistensi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) dalam membagikan dividen kepada pemegang saham setiap tahunnya dan terus meningkat berbuah manis. Bank dengan kode emiten BJTM meraih penghargaan prestisius sebagai salah satu emiten kategori High Dividend dalam acara Malam Apresiasi Emiten 2024 yang diselenggarakan oleh Indeks Tempo-IDNFinancials 52, bertempat di Hotel Novotel Balikpapan pada hari Jumat Malam (26/7/2024).
Penghargaan bankjatim tersebut diterima oleh AVP Manajemen Investor bankjatim Derry Widya Ariyanta. Tercatat, sedikitnya ada 84 emiten masuk dalam konstituen Indeks52 yang terdiri dari 4 kategori. Yaitu Main Index, High Growth, High Dividend, dan Big Market Capitalization, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2023. Tahun ini merupakan tahun kedua Indeks52, setelah pertama kali diluncurkan oleh Tempo dan IDNFinancials.com pada Juni 2023 lalu.
Direktur Utama bankjatim Busrul Iman mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas apresiasi yang telah diberikan kepada perseroan.
Diakui Busrul, dalam lima tahun terakhir pemberian dividen kepada pemegang saham terus mengalami peningkatan. Terakhir, pembagian dividen yang telah disetujui oleh RUPS Tahun Buku 2023 mencatat rekor tertinggi yaitu sebesar Rp 54,39 / lembar saham atau dengan rasio pembayaran 55,55% dari laba bersih tahun buku 2023.
“Pembagian dividen yang selalu meningkat di setiap tahunnya, mampu menjadikan saham BJTM sebagai salah satu saham favorit pilihan masyarakat dalam berinvestasi,” tegasnya.
Adapun pembagian dividen tersebut sejalan dengan kinerja BJTM yang cukup moncer pada tahun 2023. Terlihat dari jumlah aset bankjatim sepanjang 2023 mencapai Rp103,85 triliun atau naik 0,80% dari tahun sebelumnya.
“Secara umum bankjatim telah memenuhi harapan para pemangku kepentingan. Berbagai target yang telah ditetapkan telah terealisasi di tahun 2023. Contohnya, ekspansi kredit yang diberikan BJTM pada tahun 2023 berada di angka Rp 54,76 triliun atau naik 18,54% (YoY). Angka tersebut tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan kredit nasional yang hanya sebesar 10,3%,” papar Busrul.