wmhg.org – JAKARTA. Tren penjualan sepeda motor listrik berpotensi redup. Hal ini bisa terjadi jika pemerintah tidak melanjutkan program subsidi pembelian motor listrik baru.
Sampai saat ini, nasib subsidi motor listrik masih simpang siur. Dalam pemberitaan sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku, sementara ini belum ada anggaran untuk program subsidi motor listrik.
Walau begitu, Kemenperin tetap mengusulkan adanya subsidi motor listrik pada tahun depan sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap industri otomotif nasional.
Asal tahu saja, program subsidi pembelian motor listrik sebanyak Rp 1 juta per unit yang bergulir tahun ini sangat laris. Hingga Senin (11/11), kuota subsidi motor listrik telah habis.
Tercatat ada 60.699 unit motor listrik bersubsidi yang diterima masyarakat pada 2024. Rinciannya, sebanyak 55.131 unit berstatus sudah tersalurkan, kemudian 3.667 unit dalam proses pendaftaran, dan 1.901 unit terverifikasi.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Hanggoro Ananta mengatakan, apabila subsidi motor listrik tidak berlanjut atau dicabut, maka penjualan motor listrik nasional akan mengalami kontraksi pada 2025 mendatang. Sebab, harga motor listrik kembali normal dan belum tentu membuat para konsumen tertarik membelinya.
Ditambah lagi, terdapat 57 model dari puluhan merek motor listrik, baik merek lokal maupun asing, yang ikut program subsidi tahun ini. Di antaranya adalah Selis, Volta, Gesits, Alva, Polytron, Smoot, Uwinfly, Yadea, Honda, Viar, United, Alessa, Rakata, dan lain-lain.
Keberadaan subsidi sangat dibutuhkan mengingat industri motor listrik tergolong baru di Indonesia. Ada beberapa produsen motor listrik yang baru berekspansi membangun fasilitas produksi di Tanah Air.
“Segala kemungkinan masih bisa terjadi, tapi dengan kondisi seperti ini para konsumen bisa beralih kembali ke motor ICE (Internal Combustion Engine),” ungkap dia, Senin (11/11).
Hanggoro menambahkan, ada ribuan konsumen yang menanyakan kepada para anggota Aismoli terkait kepastian program subsidi motor listrik pada 2025. Mereka masih wait and see untuk melakukan pembelian motor listrik baru, sehingga tak heran jika kinerja pasar tampak stagnan usai kuota subsidi habis.
Aismoli pun tetap berharap program subsidi motor listrik kembali bergulir pada tahun depan. Para produsen juga belum mengetahui secara pasti perihal mekanisme pemberian subsidi motor listrik jika program tersebut jadi dilanjutkan.
“Pastinya perlu ada evaluasi dari penyaluran subsidi motor listrik yang berlangsung tahun ini,” tutur dia.
Para produsen motor listrik, lanjut Hanggoro, tetap menjalankan bisnis sebagaimana mestinya di tengah ketidakpastian nasib subsidi. Mereka menjual motor dengan harga normal di pasar. Beberapa merek juga memberikan program diskon atau promo lainnya secara mandiri untuk tetap menarik minat para konsumen.
Selanjutnya: Moody’s: Arus Perdagangan dan Investasi Akan Deras ke ASEAN Setelah Kemenangan Trump
Menarik Dibaca: 20 Poster Hari Kesehatan Nasional 2024, Bisa Diunduh dan Edit Gratis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News