Jakarta, wmhg.org Indonesia – Wacana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar subsidi akhirnya telah terealisasi pada Sabtu (3/9/2022). Adapun kenaikan harga kedua BBM tersebut bakal berdampak pada kenaikan inflasi.
Sehingga harga-harga barang, mulai dari pangan dan lainnya berpotensi naik tajam. Kondisi tersebut tentunya bakal berdampak pada daya beli masyarakat dan membuat jumlah penduduk miskin semakin meningkat.
Adapun di saat RI pening dalam merespons kenaikan harga minyak mentah, rupanya terdapat negara yang saat ini tengah kipas-kipas duit dengan naiknya harga minyak. Bahkan, akan semakin diuntungkan jika harga minyak mentah tetap tinggi.
Baca:
Sri Mulyani Sebut Subsidi BBM Bisa Tembus Rp 653 T, Kalau…
Arab Saudi salah satunya. Pendapatan Arab Saudi dari minyak mentah di kuartal II-2022 sebesar US$ 66,8 miliar, meroket 89% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara sepanjang semester I-2022, pendapatannya sebesar US$ 116 miliar, melesat 75% dari semester I-2021.
Sektor minyak mentah berkontribusi sebanyak 46% dari produk domestik bruto (PDB), sehingga adanya peningkatan pada produksi dan ekspor ikut mendorong pertumbuhan ekonominya. Badan Statistik Arab Saudi melaporkan PDB Arab Saudi pada kuartal II-2022 melesat hingga mencapai 11,8%.
Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan tahunannya berjudul World Economic Outlook 2022 memperkirakan bahwa ekonomi Arab Saudi akan menjadi yang tercepat tingkat pertumbuhannya di dunia.
Baca:
Pertalite Cs Naik, Bos Pertamina Jamin Stok BBM Aman!
Harga minyak mentah baik itu jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent sebenarnya sudah menurun belakangan ini. Brent berada di dekat US$ 90/barel, WTI seperti biasa beberapa dolar AS di bawahnya.