wmhg.org – JAKARTA. PetroChina International Jabung meminta pemerintah lewat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SSK Migas) untuk mengatasi kelangkaan alat dan jasa pengeboran migas yang mulai berdampak pada industri hulu minyak dan gas bumi (migas).
Drilling Operation Manager PetroChina International Jabung Kiki Ariefianto mengatakan, dengan perpanjangan konsesi Blok Jabung yang kedua kalinya, PetroChina telah menyiapkan rencana pengeboran yang masif pada tahun 2025. Tahun ini saja, perusahaan menargetkan sembilan pengeboran di beberapa titik, seperti NEB hingga GEMAH.
Namun, upaya PetroChina dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya dalam meningkatkan produksi menghadapi tantangan besar, terutama dalam ketersediaan alat dan jasa pengeboran.
Pasalnya, saat ini KKKS diminta secara masif oleh negara untuk gencar melakukan pengeboran dan meningkatkan perawatan sumur. Namun, PetroChina dan KKKS lainnya menghadapi tantangan kelangkaan peralatan pengeboran.Â
Menurut Kiki, dengan masifnya kampanye ini akibatnya sesuai dengan hukum supply and demand, demand-nya bertambah suplainya saat ini dilihat agak keteteran walaupun masih cukup untuk diimbangi.
Kami menghadapi beberapa kelangkaan barang dan jasa untuk pengeboran walaupun saat ini masih bisa kita tahan dan ini kita membutuhkan perhatian dari pemangku kebijakan untuk memperhatikan hal ini, kata Kiki di Jakarta, Jumat malam (7/3).
Selain memerlukan perhatian dari pemangku kebijakan agar tidak hanya berfokus pada peningkatan volume pekerjaan, hal yang harus diperhatikan adalah keseimbangan antara permintaan dan pasokan alat serta jasa pengeboran. Jika kelangkaan ini terus berlanjut, biaya pengeboran akan meningkat signifikan dan menyulitkan para operator dalam mencapai target produksi.
Selanjutnya: Ibu Melahirkan Wajib Tahu Postpartum Depression yang Beda dari Baby Blues
Menarik Dibaca: Ibu Melahirkan Wajib Tahu Postpartum Depression yang Beda dari Baby Blues
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News