Jakarta, wmhg.org Indonesia – Tak kunjung mendapat bayaran atas kerugiannya, nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pracico Inti Sejahtera (PIS) dan Koperasi Inti Utama (PIU) mempolisikan oknum dibalik kasus tersebut. Polisi pun telah menetapkan satu tersangka dari perkara ini.
Diketahui, Koperasi Pracico mulai gagal bayar sejak tahun 2020 dan kerugian kedua entitas usahanya diduga mencapai Rp1 triliun dan memakan korban lebih dari 1.000 orang.
Baca:
Pemilik Ada yang Kabur, Ini Daftar 3 Koperasi Bermasalah RI
Harianto Santoso, salah satu korban Pracico mengatakan, saat awal heboh laporan gagal bayar, pihak KSP Pracico menjanjikan akan membaya semua tanggungan yang masih macet tersebutx
Setelah sekian lama pihak PIU & PIS tetap tidak beritikad baik untuk menyelesaikan kewajiban mereka. Maka pada bulan November tahun 2020, korban melakukan upaya PKPU dan hasil dari PKPU adalah damai dengan skema penvelesaian selama 2 tahun, ujar Harianto kepada wmhg.org Indonesia, dikutip Rabu, (23/8/2023).
Namun, kewajiban PKPU tak kunjung dijalankan. Kementerian Koperasi (Kemenkop) pun sempat menengahi dengan mendesak KSP untuk melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), tapi, RAT tersebut gagal.
Para korban pun melaporkan kasus ini ke pihak berwajib, dan laporannya diterima pihak Bareskrim tertanggal 20 Januari 2023. Buntutnya, Teddy Agustiansyah sebagai pemilik Koperasi Pracico telah ditetapkan sebagai tersangka dengan didakwa pasal-pasal berlapis.
Akan tetapi, hingga saat ini, berkas tersangka belum juga masuk ke Kejaksaan. Menurut Bareskrim, para korban harus membentuk entitas layaknya paguyuban agar penyelesaian perkara bisa lancar.
Atas saran dari pihak Bareskrim, maka kami sebagian korban PIU & PIS telah membentuk satu Paguyuban bernama Paguyuban Korban Pracico dan diharapkan Paguyuban tersebut bisa dijadikan satu wadah untuk menampung seluruh korban PIU & PIS untuk melakukan upaya hukum di instansi-instansi terkait, ungkapnya.
Harianto pun mengajak para korban Koperasi Pracico dapat bergabung ke Paguyuban tersebut untuk berjuang bersama agar hak-haknya bisa kembali. Saat ini anggota telah terkumpul 150 orang dan pendaftarannya masih dibuka.
Sebelumnya diberitakan, Polri melalui Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan telah menetapkan satu tersangka kasus gagal bayar KSP Pracico pada Senin, (21/8/2023).
Adapun tersangka dalam perkara yang melilit Koperasi yang tergabung dalam naungan PT Multi Inti Sarana (MIS) Group ini adalah Teddy Agustiansyah.
Dalam susunan pengurus KSP Pracico Inti Utama, tersangka TA menjabat sebagai sekretaris. Sementara dalam kepengurusan KSP Pracico Inti Sejahtera, tersangka menjabat sebagai ketua.
Adapum modus operandi dalam kasus ini yakni menggunakan badan hukum yaitu Koperasi PIU dan PIS, untuk menerbitkan dan menggunakan dokumen berupa Surat Simpanan Berjangka Modal Pernyertaan Mudharabah (KSPPS PIU) dan Sertifikat Simpanan Berjangka (KSP PIS) yang nomenklaturnya dipersamakan dengan produk perbankan.
Teddy mengiming-imingi korbannya dengan janjinbunga/bagi hasil sebesar 9,25% sampai 12% dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan sampai 12 bulan.
Kini, penyidik telah penyitaan terhadap dokumen legalitas Koperasi Simpan Pinjam dan Perusahaan terafiliansi, dokumen bilyet simpanan para nasabah, dokumen bukti transfer mutasi rekening bank, dan aset 2 unit tanah dan bangunan, 4 unit ruko dan 3 unit kendaraan.
Ada pun pasal yang disangkakan terhadap tersangka yakni dugaan tindak pidana penipuan dan atau tindak pidana penggelapan dan atau tindak pidana penghimpunan dana masyarakat dengan tanpa izin dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP dan atau Pasal 46 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Pasal 3 dan atau Pasal 4 dan atau Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.