Jakarta, wmhg.org Indonesia – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan produksi batu bara akan meningkat pada kuartal III dan IV-2021. Sepanjang kuartal I-2021 penjualan produksi batu bara perusahaan turun menjadi 19,3 juta ton akibat tingginya curah hujan di area penambangan.
Meski produksi turun, harga penjualan batu bara perusahaan di kuartal I naik menjadi US$ 53,1 per ton dibandingkan rata-rata dalam tiga bulan US$ 49 per ton. Tahun ini produsen baru bara terbesar ini menargetkan produksi batu bara mencapai 85-89 juta ton, dengan kontribusi dari Kaltim Prima Coal 60-62 juta ton dan Arutmin 25-27 juta ton.
Sementara itu harga batu bara perusahaan untuk sepanjang tahun ini diperkirakan masih tetap tinggi yakni di kisaran US$ 53-56 per ton.
Baca:
Balikkan Keadaan, BUMI Catat Laba Kuartal I-2021 US$25,1 Juta
Curah hujan masih tercatat sebagai penyebab utama penurunan batu bara yang ditambang, tulis laporan yang keluarkan Bumi.
Salah satu anak usahanya pun tengah menunggu izin penambangan terbaru yakni IUPK untuk Kaltim Prima Coal. Perpanjangan IUPK ini diharapkan bisa diperoleh pada semester II-2021. Sebelumnya, Arutmin juga telah menerima IUPK pada akhir tahun lalu.
Sebelumnya Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan tahun ini menjadi optimisme sektor batu bara dengan tren kenaikan harga yang diperkirakan bertahan. Kenaikan harga juga disebabkan karena produksi di Australia, Indonesia, dan China terpengaruh oleh pandemi.
Permintaan, bagaimanapun diperkirakan akan naik da harga batu bara kuat dan kemungkinan akan tetap demikian sepanjang tahun, kata Dileep belum lama ini.
Bumi Resources mencatatkan laba neto US$ 25,1 juta pada kuartal I-2021, naik 246% dibandingkan periode yang sama di 2020 dengan rugi US$ 17,2 juta. Sementara pendapatan perusahaan selama kuartal I-2021 tercatat US$ 1,04 miliar turun 3% dibandingkan kuartal I-2020.
Meski produksi turun BUMI berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 15% di kuartal I-2021 dibandingkan kuartal IV-2020, hal ini menunjukkan pulihnya harga batu bara, dan tren ini masih berlanjut, kata Dileep.
Pemulihan yang terjadi di sektor batu bara ini memungkinkan Perseroan untuk meningkatkan pendapatan operasional menjadi US$ 145,5 juta dibandingkan kuartal I-2020 senilai US$72,3 juta. Sementara itu margin operasi menjadi 14% dibandingkan 6,7% di tahun lalu.
BUMI selalu memastikan yang terbaik untuk menjaga produksi mendekati normal dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan semua pekerja di tengah pandemi Covid-19. Pada kuartal I-2021 produksi batu bara perusahaan menurun sebesar 7% menjadi 19,3 juta ton dibandingkan kuartal I-2020 sebesar 20,8 juta ton, kata dia.
Baca:
Catat! Hilirisasi Batu Bara BUMI Mulai Produksi 2024