wmhg.org – JAKARTA. Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% mulai tahun depan menjadi tantangan signifikan bagi industri restoran. Para pelaku usaha, seperti Ismaya Group dan pemilik jaringan restoran internasional Carl’s Jr. Indonesia serta Wolfgang's Steakhouse, membagikan pandangan dan strategi mereka dalam menghadapi kebijakan ini.
Cendyarani, Presiden Direktur Ismaya Group menyatakan bahwa kenaikan PPN menjadi salah satu faktor penting dalam operasional bisnis. Tetapi pihaknya optimistis terhadap daya tarik yang ditawarkan.
“Kami percaya bahwa memberikan nilai lebih, baik dari cita rasa, pelayanan, maupun suasana, dapat menjaga loyalitas pelanggan meskipun ada penyesuaian biaya,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (21/11).
Meskipun demikian, dia mengakui bahwa penyesuaian harga menu tetap menjadi opsi agar operasional tetap berjalan dengan baik. Pihaknya berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kualitas yang kami tawarkan dan harga yang tetap kompetitif.
Kenaikan PPN mungkin berpengaruh pada struktur biaya, namun kami tetap fokus memberikan nilai terbaik kepada pelanggan, termasuk melalui program promosi yang relevan. Hal ini kami lakukan agar pelanggan tetap merasakan pengalaman makan yang memuaskan tanpa merasa terbebani, imbuh dia.
Dia mengatakan bahwa pelanggan mungkin lebih selektif dalam menentukan pilihan konsumsi. Namun, dalam jangka panjang, Cendyarani percaya bahwa tren konsumsi akan tetap stabil, terutama di sektor F&B, karena makan di luar kini telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang.
Kami juga melihat peluang untuk terus berinovasi dalam memberikan pengalaman yang lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan masa kini, ungkap dia.
Di sisi lain, pengelola Carl’s Jr. Indonesia memaparkan pentingnya komunikasi yang transparan kepada pelanggan terkait penyesuaian harga. Strategi seperti diskon, paket hemat, dan program loyalitas dengan cashback atau poin menjadi andalan untuk mempertahankan pelanggan.
“Kualitas tetap menjadi prioritas kami agar pelanggan merasa tetap mendapatkan nilai terbaik,” ungkap Rudy Salim selaku pemilik usaha dari Carl’s Jr. Indonesia kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Selain fokus pada pelanggan, efisiensi operasional menjadi strategi utama untuk mengurangi dampak kenaikan biaya akibat PPN. Langkah-langkah seperti optimalisasi teknologi, pengelolaan inventaris cerdas, dan penghematan energi sedang diterapkan untuk menjaga margin keuntungan.
Implementasi perangkat lunak manajemen restoran mampu meningkatkan efisiensi hingga 20%, seperti yang dianjurkan oleh laporan McKinsey, ujarnya.
Para pelaku usaha berharap pemerintah dapat mempertimbangkan dukungan berupa insentif atau subsidi untuk meringankan dampak kenaikan PPN.
“Subsidi bahan baku atau insentif pajak akan sangat membantu kelangsungan usaha di tengah pelemahan daya beli masyarakat,” ungkap pemilik Wolfgang's Steakhouse. Mereka juga mencontohkan kebijakan di negara lain, seperti Malaysia, yang memberikan potongan pajak bagi UMKM selama masa pemulihan ekonomi.
Dalam jangka pendek, pelaku usaha memproyeksikan adanya perubahan perilaku pelanggan, seperti lebih selektif dalam memilih tempat makan atau mengurangi frekuensi makan di luar. Namun, mereka optimistis bahwa tren konsumsi akan kembali stabil dalam jangka panjang.
“Restoran yang mampu menawarkan kualitas tinggi dengan harga kompetitif akan tetap menjadi pilihan utama pelanggan,” jelas Cendyarani.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca BMKG IKN dan Kalimantan Timur, Cuma Mendung (22 November 2024)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News