wmhg.org -JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menyebutkan di akhir tahun 2024 dapat meraih target pendapatan dan laba bersih yang masing-masing dipasang di angka Rp6 triliun dan Rp300 miliar.
VP Investor Relation & Corporate Communication SSIA Erlin Budiman menjelaskan, jika dibandingkan dengan penerimaan tahun lalu, porsi laba bersih tahun 2024 berpotensi naik sebesar 70%.
Di akhir tahun ini, kami bisa achieve laba bersih sebesar Rp300 miliar. Jika dilihat dengan tahun lalu pun, kenaikan ini cukup signifikan dari angka Rp117 miliar. Dengan begitu, tahun ini kami naik hampir 70%, paparnya saat ditemui di Gran Via Cafe di Jakarta Selatan, Selasa (10/12).
SSIA menjelaskan faktor terbesar yang mendorong kinerja tahun ini datang dari pembeliahan lahan industri oleh perusahaan otomotif listrik asal China, BYD, yang membeli lahan leih dari 100 hektar. Tak hanya itu, Perusahaan juga terdorong oleh pertumbuhan bisnis yang tercetak pada tahun lalu.
Erlin juga memaparkan bahwa BYD lakukan pembelian nlahan sejak April 2024 dan menambah lagi pembelian lahan 18 hektar. Lalu sekitar seluas 20,5 hektar lahan akan ditempati oleh tenant yang menjadi bisnis turunan BYD. Di kuartal IV 2024 ini pula, BYD juga akan mulai groundbreaking. Penjualan lahan industri diproyeksi akan semakin membaik seiring rampungnya pembangunan jalan tol (toll road) Patimban.
SSIA mencatat penjualan lahan industri di Subang sebesar 70% diisi oleh sektor otomotif. Namun tahun depan, porsinya akan menjadi 50% otomotif dan sisanya akan diisi oleh sektor bisnis lainnya.
Tahun depan kami targetkan penjualan lahan industri akan ada sedikit penurunan dari 160 hektar menjadi 140 hektar, namun harga aias pricing diharapkan naik harga jualnya, sebab tahun ini kami berikan harga cukup baik buat BYD. Mereka menjadi anchor bagi tenant lain, urainya.
Selain pejualan lahan industri, kinerja SSIA juga terdorong oleh performa segmen perhotelannya. SSIA menyebutkan, mengembangkan Hotel Umana Bali, LXR Hotels & Resorts (sebelumnya bernama Jumana Bali Ungasan Resort), sebagai salah satu unit bisnis perhotelan perseroan berlokasi di daerah Ungasan, Bali.
Resort eksklusif itu, resor pertama Asia Tenggara di bawah luxury brand, LXR Hotels & Resorts dikelola Hilton, merek dan jaringan hotel terkemuka berbasis di Beverly Hills, California.
Hanya dalam tempo satu tahun beroperasi, Umana Bali, LXR Hotels & Resorts dengan cepat menjadi destinasi mewah utama di ujung selatan Bali.
SSIA Chart by TradingView
Sampai sembilan bulan pertama 2024, tingkat hunian Umana Bali, LXR Hotels & Resorts (LXR) mencapai 47,2% alias melonjak 29,2% dari periode sama tahun lalu hanya 18,0 persen.
Selain Umana Bali, LXR Hotels & Resorts, perusahaan juga memiliki hotel lain yakni Gran Melia Jakarta (GMJ), Melia Bali Hotel (MBH), dan jaringan BATIQA Hotels beroperasi di Karawang, Jababeka, Cirebon, Surabaya, Pekanbaru, Palembang, dan Lampung.
Dengan torehan seluruh segmen bisnis itu, EBITDA meningkat 94,3% menjadi Rp660 miliar dari edisi sama tahun lalu Rp339,7 miliar.
Selanjutnya: Dukung Industri Tekstil, Pemerintah Berencana Hapus PPN Impor Kapas
Menarik Dibaca: Kuku Rapuh? Ini 5 Makanan untuk Kuku Sehat dan Kuat yang Perlu Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News