Jakarta, wmhg.org Indonesia – Penanganan virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tidak lagi masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers RAPBN di Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Sri Mulyani mengatakan anggaran kesehatan tanpa Covid-19 naik Rp 130 triliun menjadi Rp 169 triliun.
Kalau kita lihat, tanpa COVID, Rp 169 triliun itu kenaikan yang cukup besar. Untuk belanja COVID untuk pasien saja, tahun 2020 itu Rp 14,5 triliun, kata Sri Mulyani.
Baca:
Ini Loh Skema yang Diinginkan Pemegang Polis Wanaartha
Sebagai catatan anggaran kesehatan pada 2020 sebesar Rp 172,3 triliun, yang mana untuk kebutuhan Covid sebesar Rp 52,4 triliun. Sementara pada 2021 anggaran kesehatan Rp 312,4 triliun dengan anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 188 triliun.
Asuransi bisa jadi pilihan masyarakat berlindung di tengah virus Covid-19 yang ancamannya belum berakhir.
Sebenarnya meskipun Covid-19 musnah, setiap orang diharapkan memiliki asuransi. Minimal untuk melindungi kesehatan maupun jiwa.
Baca:
Lima BUMN China Mau Hengkang Dari Wall Street, Ada Apa Nih?
Berbeda dengan investasi sebagai motor menuju masa depan, asuransi berfungsi sebagai pelindung mimpi atau visi atau pencapaian kita di masa depan.
Lalu, bagaimana tips memilih asuransi yang tepat? Simak tipsnya berikut ini.
1. Pastikan manfaat dari produknya
Asuransi bisa dibilang sebagai jaring pengaman atau safety net, sehingga perlu diperhatikan benefit atau manfaat yang ditawarkan produk asuransi.
Termasuk penggantian biaya, kemudian penyakit yang di-cover oleh asuransi, serta klaim biaya. Karena masih ada virus Covid-19, pastikan asuransi juga menanggung biaya perawatannya ya.
2. Pilih perusahaan asuransi yang kredibel
Pastikan perusahaan yang dipilih memiliki kredibilitas. Jangan hanya tergiur oleh benefit yang ditawarkan.
Apalagi saat ini banyak penipuan berkedok asuransi. Mengecek rekam jejak perusahaan asuransi menjadi wajib hukumnya untuk terhindar dari penipuan.
3. Jaringan rumah sakit yang luas
Perhatikan jaringan rumah sakit yang dimiliki perusahaan asuransi tersebut. Saat memiliki jaringan rumah sakit yang luas akan mempermudah jika dalam keadaan darurat.
Saat pandemi bisa juga mencari fasilitas layanan online dari asuransi saat melakukan isolasi mandiri. Sehingga meskipun tidak ke rumah sakit, tetap bisa tertangani.
4. Perhatikan cara cek klaim asuransi
Pastikan prosedur perusahaan asuransi tidak bertele-tele sehingga memudahkan saat melakukan klaim.
Untuk mengetahui prosedurnya, bisa membaca polis yang diberikan. Polis ini berisi aturan lengkap mengenai layanan asuransi hingga prosedur klaim.
5. Sesuaikan dengan bujet
Asuransi memang merupakan pengaman kesehatan. Namun tetap perhatikan bujet. Jangan sampai di tengah jalan berhenti karena menjadi rugi. Sebab biaya yang sudah dibayarkan akan hangus. Biaya yang sudah dibayar tidak bisa kembali dan juga tidak mendapatkan klaim asuransi.
Idealnya bujet asuransi sebesar 10% dari pengeluaran bulanan. Sehingga kebutuhan lain bisa tetap terpenuhi.
TIM RISET wmhg.org INDONESIA