Jakarta, wmhg.org Indonesia – Peredaran uang selama masa Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak setinggi perkiraan Bank Indonesia (BI).
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan, mulanya BI memperkirakan selama periode Pemilu 1-14 Februari 2024 ada lonjakan kenaikan uang beredar, namun ternyata tidak.
Saat periode pemilu 1-14 Februari mestinya naik, tapi proyeksinya lebih rendah dari realisasinya, kata Doni saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Baca:
BI Ungkap Alasan Bank Ramai-ramai Alihkan Surat Berharga Jadi Kredit
Doni mengatakan, realisasi peredaran uang selama periode Pemilu 2024 hanya mencapai Rp 67,14 triliun. Sedikit lebih rendah dari perkiraan BI yang sebesar Rp 68 triliun.
Jadi kita perkirakan sekitar Rp 68 triliun, tapi realisasinya Rp 67,14 triliun, ungkap Doni.
Sementara itu, likuiditas perekonomian atau uang beredar pada Januari 2024 tumbuh meningkat.
Baca:
BI: Transaksi QRIS Meroket 149% di Januari 2024
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan posisi uang kartal pada bulan pertama tahun ini tembus Rp 1.000 triliun dan nyaris mencatatkan pertumbuhan dua digit.
Jumlah uang kartal yang diedarkan Januari 2024 meningkat 9,21% secara tahunan (yoy) mencapai Rp 1.015,68 triliun, Terang Erwin dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Rabu (21/2/2024).