Jakarta – Saat mencalonkan diri sebagai Presiden AS tahun 2024, Donald Trump sempat berjanji akan menjadi presiden kripto. Namun, sejak ia mulai menjabat kembali pada Januari 2025, harga Bitcoin justru turun. Dari sebelumnya menyentuh lebih dari USD 100.000 di Hari Pelantikan, kini nilainya berada di kisaran USD 81.000.
Melansir Yahoo Finance, Senin (14/4/2025), penurunan ini tak hanya terjadi pada kripto. Pasar saham juga melemah, dengan indeks S&P 500 tercatat turun sekitar 12% sejak Donald Trump menjabat kembali. Namun di balik kondisi ini, sejumlah analis menilai bahwa kebijakan terbaru Trump justru bisa membuka peluang kenaikan harga Bitcoin ke depan.
Pembentukan Cadangan Strategis Kripto
Pada 3 Maret 2025, Presiden Trump mengumumkan bahwa pemerintah AS akan membentuk cadangan strategis mata uang kripto. Aset yang akan dimasukkan dalam cadangan ini meliputi Bitcoin, Ethereum, XRP, Solana, dan Cardano. Kami ingin menjadikan Amerika Serikat sebagai Ibu Kota Kripto Dunia, kata Trump dalam pernyataannya.
Namun, cadangan ini tidak akan membeli aset kripto di pasar terbuka. Aset yang dikumpulkan berasal dari hasil penyitaan dalam kasus hukum. Ini membuat sebagian investor kecewa karena mereka berharap pemerintah AS menjadi pembeli besar kripto secara langsung.
Meski begitu, langkah ini tetap memberi dampak positif karena mengakui kripto sebagai aset sah yang diakui negara. “Dengan dukungan dari pemerintah, Bitcoin terlihat lebih stabil dan layak diadopsi oleh institusi besar,” kata seorang analis pasar. Adopsi dari investor institusional berpotensi jadi pendorong utama naiknya harga Bitcoin dalam jangka panjang.