Jakarta Harga Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui USD 98.000 atau sekitar Rp 1,56 miliar (kurs Rp 15.923 per USD).
Kenaikan tajam ini dipengaruhi oleh berbagai faktor kunci yang mendorong permintaan dan kepercayaan terhadap aset digital tersebut.
1. Adopsi Institusional dan Peluncuran ETF Bitcoin
Salah satu pendorong utama lonjakan ini adalah meningkatnya adopsi institusional terhadap Bitcoin. Pencatatan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat awal tahun ini memberikan legitimasi yang lebih besar pada mata uang kripto ini. Selain itu, pengenalan perdagangan opsi pada produk ETF Bitcoin menambah daya tariknya bagi investor institusional.
2. Sentimen Pasca-Pemilu AS
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS juga berkontribusi pada peningkatan harga Bitcoin. Pemerintahannya diharapkan akan melonggarkan pembatasan pada aset digital, menciptakan kejelasan regulasi yang dibutuhkan pasar. Optimisme ini tidak hanya mendorong Bitcoin tetapi juga meningkatkan sentimen di pasar saham dan obligasi.
3. Likuidasi Penjual Short
Dalam 24 jam terakhir, pasar mencatat likuidasi sebesar USD 100 juta, dengan penjual short menyumbang 80% dari total likuidasi. Penjual short, yang bertaruh pada penurunan harga, terpaksa menutup posisi mereka saat harga Bitcoin terus melonjak. Likuidasi besar ini memberikan dorongan tambahan pada kenaikan harga.
4. Kepercayaan pada Potensi Jangka Panjang
Bitcoin semakin diakui sebagai bagian integral dari pasar keuangan global. Lingkungan pasar yang stabil dan pendanaan Bitcoin yang relatif terkendali dibandingkan lonjakan sebelumnya mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor pada potensi jangka panjang aset digital ini.
5. Volatilitas yang Memicu Pergerakan Harga
Fluktuasi harga yang cepat dan volatilitas tinggi menjadi katalisator signifikan dalam mendorong volume perdagangan. Skenario ini menciptakan peluang keuntungan yang menarik bagi trader aktif, yang semakin meningkatkan tekanan beli Bitcoin di pasar.