Jakarta – Pasar kripto sempat mengalami penurunan signifikan seiring dengan jatuhnya saham teknologi, termasuk Nvidia, akibat model kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) DeepSeek yang lebih efisien. Penurunan juga terjadi akibat adanya aksi ambil untuk dari para investor.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (28/1/2025), Bitcoin (BTC) sempat anjlok dari puncaknya di USD 105.000 atau setara Rp 1,7 miliar (asumsi kurs Rp 16.213 per dolar AS) pada Minggu menjadi di bawah USD 98.000, sebelum kembali ke kisaran USD 100.000.Â
Beberapa analis memperingatkan ini mungkin menjadi awal dari penurunan yang lebih dalam, tetapi ada juga yang melihatnya sebagai peluang.
Kepala Penelitian Aset Digital di Standard Chartered Bank, Geoffrey Kendrick dalam laporannya pada Senin pagi menyebut aksi jual ini sebagai kesempatan membeli saat harga turun.
Ekspektasi Kebijakan Donald Trump
Pekan lalu, Kendrick telah memprediksi koreksi sebesar 10 hingga 20 persen akibat ekspektasi pasar yang terlalu tinggi terhadap kebijakan kripto dan cadangan strategis era Trump. Ia menambahkan aksi jual terbaru kemungkinan besar telah menyerap tekanan ini.
Meskipun ketidakpastian masih ada, terutama karena laporan pendapatan perusahaan teknologi besar AS dan hasil pertemuan Federal Reserve, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS yang kini mendekati 4,5 persen dianggap Kendrick sebagai tanda pasar sudah mulai stabil.
LondonCryptoClub, analis lainnya, melihat aksi jual ini sebagai reaksi berlebihan terhadap berita besar. Mereka menyebut aksi ini sebagai FUD klasik (ketakutan, ketidakpastian, keraguan) dan menganggapnya sebagai peluang beli dalam tren naik yang lebih besar.
Mereka juga memperingatkan aksi pengurangan risiko secara luas dapat berlangsung tanpa pandang bulu, namun tetap menyarankan untuk memanfaatkan momentum beli saat harga turun.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan turun lebih dari 4 persen dalam 24 jam terakhir, berada di harga USD 99.800. Sementara itu, Nasdaq 100 turun 3 persen, dipimpin oleh anjloknya saham Nvidia (NVDA) sebesar 15 persen.