Jakarta Bursa kripto yang bangkrut, FTX, telah mengumumkan rencana pembayaran kembali kepada pengguna dan kreditor, tetapi tanpa rencana untuk menghidupkan kembali platform perdagangan mereka.Â
Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (6/2/2025), langkah ini menandai perkembangan signifikan dalam proses kebangkrutan yang telah berlangsung sejak kejatuhan FTX pada November 2022.
Rencana reorganisasi FTX mulai efektif pada 3 Januari 2025 dan memungkinkan pelanggan mulai menerima pengembalian dana mereka. Menurut laporan terbaru, pengguna dengan klaim di bawah USD 50.000 akan menjadi kelompok pertama yang menerima pembayaran, dengan estimasi dana dikembalikan dalam waktu 60 hari.
Kesepakatan yang Dicapai
Kesepakatan yang dicapai antara tim likuidator FTX dan para kreditornya bertujuan untuk menyatukan aset yang tersisa dan mendistribusikannya secara lebih adil kepada pengguna yang terkena dampak.Â
Para kreditor yang tidak memiliki klaim lain yang tertunda akan dibayar dalam bentuk uang tunai atau aset digital, kecuali untuk NFT, yang tidak termasuk dalam skema pengembalian dana ini.
FTX juga memastikan pemegang klaim akan memiliki kesempatan untuk memberikan suara dalam rencana pembayaran yang dijadwalkan berlangsung pada kuartal kedua tahun 2024. Namun, meskipun skema ini diharapkan dapat memulihkan sebagian besar kerugian pengguna, tidak semua kreditor puas dengan keputusan yang dibuat oleh tim likuidator.
Rencana FTX 2.0 Batal Terwujud
Meskipun ada harapan bahwa FTX akan bangkit kembali dengan model bisnis baru, tim hukum FTX telah mengonfirmasi bahwa tidak ada investor yang siap mengalokasikan modal untuk menghidupkan kembali bursa ini. Awalnya, ada spekulasi tentang kemungkinan pembentukan FTX 2.0, tetapi kurangnya minat dari investor akhirnya membatalkan rencana tersebut.
Dalam sidang kebangkrutan di Delaware, pengacara FTX, Andy Dietderich, menjelaskan membangun kembali bursa dari sisa-sisa yang ditinggalkan oleh mantan CEO Sam Bankman-Fried terlalu berisiko dan tidak layak secara finansial.Â