Jakarta – Sebuah riset menunjukkan Korea Selatan dan Hong Kong jadi negara dengan pertumbuhan penggunaan mata uang kripto paling pesat di Asia Timur. Hal tersebut dicatat dalam kurun waktu satu tahun belakangan.
Perusahaan analitik blockchain Chainalysis menerbitkan kutipan dari Laporan Geografi Mata Uang Kripto 2024 yang berfokus pada tren adopsi mata uang kripto terbaru di Asia Timur, khususnya di Korea Selatan dan Hong Kong.
Laporan tersebut mengidentifikasi Asia Timur sebagai ekonomi mata uang kripto terbesar keenam di dunia dengan penerimaan lebih dari USD 400 miliar dalam nilai on-chain dari Juli 2023 hingga Juni 2024. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh investor institusional dan profesional, yang mencari alternatif untuk sistem keuangan tradisional.
Mengutip Bitcoin.com, Jumat (20/9/2024), Korea Selatan memimpin kawasan tersebut, menerima sekitar USD 130 miliar dalam periode yang dilaporkan. Menurut seorang pemimpin bursa Korea Selatan, adopsi teknologi blockchain oleh perusahaan telah memperkuat persepsi publik terhadap mata uang kripto.Â
Ketidakpercayaan pada sistem keuangan tradisional telah menyebabkan investor mencari mata uang kripto sebagai aset alternatif, tulis Chainalysis.
Meningkatnya popularitas altcoin dan stablecoin telah mengakibatkan arus keluar yang lebih tinggi ke bursa global. Ini turut didorong oleh peluang seperti premium kimchi, di mana harga kripto di Korea Selatan lebih tinggi daripada di pasar global.
Adopsi dari Perusahaan Berkembang di Hong Kong
Sementara itu, Hong Kong telah memposisikan dirinya sebagai pusat mata uang kripto utama, yang diuntungkan oleh kerangka regulasinya yang unik. Laporan tersebut menyoroti adopsi institusional yang berkembang di kawasan tersebut, yang didorong oleh pengenalan regulasi baru untuk platform perdagangan aset virtual pada 2023.