Jakarta – Analis kripto dari Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin (BTC) berpeluang mencapai USD 500.000 atau Rp8,2 miliar selama masa jabatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Optimisme ini juga terlepas aksi jual yang menenggelamkan mata uang digital terbesar di dunia itu ke level terendah dalam tiga bulan.
Mengutip CNBC International, Sabtu (1/3/2025), kepala penelitian aset digital di Standard Chartered, Geoffrey Kendrick yakin Bitcoin akan mencapai angka USD 200.000 atau Rp3,3 miliar tahun ini sebelum naik lebih jauh di tahun-tahun mendatang.
Dalam ekosistem kripto, yang kita butuhkan adalah pelaku keuangan tradisional, seperti Standard Chartered, seperti BlackRock dan yang lainnya yang sekarang memiliki ETF untuk benar-benar masuk, ujar Kendrick dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
Seiring industri menjadi lebih terlembaga, industri ini akan menjadi lebih aman, ucapnya, seraya menambahkan bahwa hal ini akan menghasilkan lebih sedikit berita utama yang negatif, seperti peretasan senilai USD 1,5 miliar baru-baru ini pada bursa mata uang kripto Bybit.
Kendrick mengatakan katalis yang diperlukan bagi lembaga keuangan besar untuk mendapatkan kepercayaan diri untuk berinvestasi dalam bitcoin dan aset kripto lainnya adalah stabilisasi harga, serta kejelasan regulasi.
Awal pekan ini, harga Bitcoin sempat merosot ke level terendah tiga bulan di bawah USD 90.000 di tengah penurunan pasar ekuitas global. Pada hari Kamis, token tersebut diperdagangkan pada harga USD 86.418.
Angka tersebut menandai penurunan Bitcoin sekitar 20% dari level tertinggi sepanjang masa di USD 108.786, yang merupakan puncak koin tersebut pada bulan Januari 2025, menurut data CoinGecko.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.