Jakarta – Tahun Baru Imlek kini telah menjadi perayaan global sekaligus periode yang menguntungkan bagi Bitcoin dan aset kripto. Tradisi angpao (hadiah uang dalam amplop merah) bertransformasi ke bentuk digital, munculnya memecoin bertema shio tahunan, serta meningkatnya aktivitas perdagangan selama jam pasar Asia menjadi ciri khas momen ini.
Tren serupa kembali terlihat pada 2025. Dalam rangka tahun baru China atau Imlek, berbagai bursa kripto membagikan angpau digital kepada pengguna. Sementara memecoin bertema ular yang sesuai dengan shio tahun ini, mendominasi blockchain. Sejalan dengan itu, volume perdagangan Bitcoin mulai bergeser ke jam pasar Asia.
Pada pekan 14 Januari, volume perdagangan Bitcoin lebih banyak terjadi pada jam pasar Barat (56,15%) dibandingkan jam pasar Timur (43,85%), menurut data dari IntoTheBlock. Namun, dalam tujuh hari berikutnya, volume perdagangan di jam pasar Timur meningkat menjadi 46,45%, sementara jam pasar Barat turun menjadi 53,54%. Pada hari terakhir periode tersebut, proporsi perdagangan hampir seimbang: 49,55% di Timur dan 50,45% di Barat.
Tren Bitcoin Selama Tahun Baru Imlek
Mengutip Cointelegraph, Rabu (29/1/2025), kenaikan volume perdagangan di jam pasar Timur menjelang Tahun Baru Imlek mengikuti pola yang sudah lama diamati oleh perusahaan layanan aset digital, Matrixport. Secara historis, Januari merupakan bulan terburuk kedua bagi Bitcoin, dengan rata-rata penurunan 1% dalam satu dekade terakhir, hanya lebih baik dari bulan September yang turun 3%.
Sebaliknya, Februari menjadi bulan dengan kenaikan rata-rata 14%, hanya kalah dari Oktober yang mencatat lonjakan 23%. Pola ini begitu konsisten sehingga komunitas kripto menyebut Oktober sebagai “Uptober” (gabungan kata up dan October).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.