Jakarta – Bhutan, sebuah negara kecil di kawasan Himalaya, kini menjajaki peluang dari kripto ramah lingkungan yang biasa disebut kripto hijau untuk membantu pertumbuhan ekonominya dan menciptakan lapangan kerja, terutama guna mengurangi hilangnya tenaga kerja muda ke luar negeri (brain drain).
Melansir Yahoo Finance, Kamis (17/4/2025), hal ini disampaikan oleh CEO Druk Holding and Investments Ltd, Ujjwal Deep Dahal lembaga yang mengelola dana kekayaan negara Bhutan.
Kripto hijau adalah jenis mata uang digital yang ditambang menggunakan energi terbarukan seperti tenaga air, angin, atau matahari, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon seperti penambangan kripto konvensional yang bergantung pada bahan bakar fosil.
Telah Meraup Jutaan Dolar AS
Sebagai negara yang berada di antara dua raksasa Asia, yaitu India dan Tiongkok, Bhutan telah meraup jutaan dolar AS dari investasinya di berbagai kripto global dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, menurut dua pejabat senior di ibu kota Thimphu, sebagian keuntungan dari investasi tersebut digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri selama dua tahun.
Kami adalah negara yang 100% mengandalkan tenaga air, dan setiap koin digital yang kami tambang di Bhutan menggunakan tenaga air mengimbangi koin yang ditambang menggunakan bahan bakar fosil. Jadi, koin yang ditambang di Bhutan akan berkontribusi pada ekonomi hijau, kata Ujjwal Deep Dahal.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.