Jakarta – Pengusaha dan mantan kandidat presiden AS, Vivek Ramaswamy, memprediksi Bitcoin akan menjadi aset utama bagi perusahaan seiring berakhirnya era uang mudah.
Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (21/2/2025), dalam unggahannya di platform X pada 18 Februari, Ramaswamy menyatakan bahwa perusahaan perlu meninjau kembali standar investasi mereka, termasuk tingkat pengembalian minimum yang dianggap layak untuk suatu proyek.
Menurutnya, dalam kondisi ekonomi yang berubah, Bitcoin akan semakin berperan sebagai aset korporasi yang penting.
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas komentar Matt Cole, CEO manajer aset Strive Funds, yang berpendapat pada 2025, banyak perusahaan akan mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan. Cole mengamati bahwa sejak 2022, fokus utama pemegang saham telah berubah.
Jika sebelumnya mereka lebih mendukung kebijakan terkait keberlanjutan dan inklusivitas, kini perhatian beralih ke ketahanan finansial. Ia percaya tekanan dari pemegang saham aktivis dapat mempercepat adopsi Bitcoin di dunia korporasi, di mana perusahaan yang lebih dulu mengadopsi akan memiliki keunggulan kompetitif. Cole bahkan berencana mendorong setidaknya satu perusahaan di setiap sektor untuk menerapkan standar berbasis Bitcoin pada tahun 2025.
Meningkatnya Investasi Bitcoin
Pergeseran ini terjadi di tengah meningkatnya investasi dari pemerintah dan perusahaan terhadap Bitcoin dan instrumen keuangan berbasis aset digital. Hingga akhir 2024, 12 negara bagian AS tercatat telah mengalokasikan USD 330 juta ke dalam saham Strategy (sebelumnya MicroStrategy) melalui dana pensiun dan perbendaharaan. California, Florida, Wisconsin, dan North Carolina menjadi negara bagian dengan investasi terbesar.
Di sektor korporasi, berbagai perusahaan dari industri manufaktur, pertambangan, layanan kesehatan, pendidikan, hingga teknologi telah mengumumkan rencana untuk mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan mereka dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, Strategy tetap menjadi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, dengan total 478.740 BTC senilai sekitar USD 46 miliar. Perusahaan ini baru saja membeli 1.070 BTC senilai USD 101 juta, dengan harga rata-rata USD 94.004 per koin.
Dalam laporan terbarunya, Strategy melaporkan imbal hasil Bitcoin sebesar 48% untuk kuartal keempat 2024 dan 74,3% untuk keseluruhan tahun. Kinerja ini semakin memperkuat optimisme perusahaan terhadap Bitcoin sebagai aset masa depan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.