Jakarta – Bitcoin (BTC) melonjak pada Rabu waktu setempat (9/4), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan penangguhan tarif impor selama 90 hari.
Sementara itu, Donald Trump mengatakan akan menaikkan tarif terhadap China menjadi 125%.
Melansir BBC, Kamis (10/4/2025) Coin Metrics mengungkapkan harga BTC terakhir kali naik lebih dari 7% pada USD 82.305,55.
Sebelumnya, harga Bitcoin sempat turun hingga USD 74.567,02 karena imbal hasil obligasi pemerintah AS dalam 10 tahun sempat naik lebih dari 4,51% (sejak itu telah turun dari level tertinggi tersebut).
Ethereum, Dogecoin, dan XRP masing-masing juga naik lebih dari 12%. Token Solana melonjak lebih dari 14%.
Saham proksi Bitcoin MicroStrategy, yang baru-baru ini berganti nama menjadi Strategy, meroket 23%. Robinhood melonjak 24% dan bursa kripto Coinbase melonjak hampir 17%.
Lonjakan Bitcoin bertepatan dengan reli terbesar sejak 2008 untuk indeks saham S&P 500, setelah Trump mengatakan dalam sebuah posting Truth Social bahwa ia telah mengesahkan penghentian 90 hari, dan Tarif Timbal Balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga berlaku segera.
Penghentian sementara tarif impor Trump selama 90 hari merupakan jeda strategis — ia meredakan tekanan pasar jangka pendek tanpa melepaskan leverage, mengirimkan sinyal yang jelas bahwa pendekatannya terhadap perdagangan bersifat transaksional, bukan ideologis, kata Ben Kurland, CEO di platform penelitian kripto DYOR.
Langkah ini menenangkan kegelisahan investor dan memberi bisnis rasa stabilitas sesaat, tetapi tidak cukup lama untuk mendorong pergeseran rantai pasokan atau keputusan investasi yang nyata. Pasar mungkin mengembuskan napas, tetapi ketidakpastian belum hilang, tambahnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.