Jakarta – Bitcoin (BTC) melonjak di atas USD 62.700 atau setara Rp 987,1 juta (asumsi kurs Rp 15.744 per dolar AS) sejak Senin, 7 Oktober 2024 naik lebih dari 1,32 persen. Kenaikan harga Bitcoin ini setelah laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat meredakan kekhawatiran resesi.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (8/10/2024), Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan pengusaha AS menambah 254.000 pekerjaan bulan lalu, jauh melampaui perkiraan 140.000 oleh para ekonom.
Angka ketenagakerjaan yang solid, didorong oleh revisi ke atas untuk Juli dan Agustus, menggambarkan gambaran optimis pasar tenaga kerja.
Pertambahan pekerjaan September adalah yang terbaik sejak Maret, ketika 310.000 pekerjaan tercipta. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,1 persen dari 4,2 persen, melampaui ekspektasi analis, sementara sesuai dengan angka yang diposting pada Juni.
Angka pekerjaan yang kuat mengubah ekspektasi atas kebijakan moneter Federal Reserve. Peluang penurunan suku bunga tajam sebesar 50 basis poin menurun drastis, turun dari 32 persen menjadi hanya 5 persen menurut FedWatch Tool milik CME Group.
Langkah itu dilakukan setelah Ketua Fed Jerome Powell baru-baru ini mengatakan bank sentral memperkirakan dua kali penurunan suku bunga tipis sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun.
Bahkan dengan kenaikan hari ini, Bitcoin tetap turun 4 persen selama 7 hari terakhir, setelah beberapa hari terjadi gejolak pasar yang dipicu oleh serangan rudal dan ketegangan politik di Timur Tengah.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.