Jakarta – Dalam lanskap investasi yang terus berubah, Bitcoin semakin menarik perhatian para investor di seluruh dunia. Prediksi terbaru Larry Fink, CEO dari perusahaan raksasa investasi BlackRock, semakin menguatkan keyakinan akan potensi aset digital ini. Fink meyakini harga Bitcoin dapat mencapai angka yang sangat fantastis, yaitu USD 700.000 atau setara Rp 11,3 miliar (asumsi kurs Rp 16.250 per dolar AS).
Fink melihat beberapa faktor utama yang mendukung kenaikan harga Bitcoin yaitu meningkatnya kekhawatiran global terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
Ketika mata uang fiat terus mengalami devaluasi, banyak investor mencari aset yang lebih stabil seperti Bitcoin sebagai lindung nilai.
“Masuknya investor institusional dalam jumlah besar. Perusahaan-perusahaan besar sendiri telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk berinvestasi di Bitcoin, menunjukkan kepercayaan mereka terhadap masa depan cryptocurrency ini,” kata Fink, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (25/1/2025).
Selain itu, lingkungan regulasi yang semakin mendukung juga menjadi katalis bagi pertumbuhan Bitcoin. Banyak negara di seluruh dunia mulai mengakui keberadaan dan potensi Bitcoin, sehingga menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Memantau Pemerintahan Donald Trump
Para pelaku pasar juga memantau sikap pro-kripto dari pemerintahan Presiden AS, meskipun belum ada kebijakan spesifik yang diuraikan. Optimisme ini tentang lingkungan peraturan telah mendorong sentimen di kalangan investor, memposisikan Bitcoin sebagai aset kunci dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Berbicara di World Economic Forum di Davos, Fink juga menjelasskan investasi kecil sebesar 2 persen hingga 5 persen oleh dana kekayaan negara dan manajer aset dapat secara signifikan mendorong nilai Bitcoin.
Dia menekankan Bitcoin menawarkan cara untuk mengatasi kekhawatiran tentang devaluasi mata uang dan ketidakstabilan politik, tetapi menegaskan dia tidak secara aktif mendukung cryptocurrency tersebut.