Jakarta – Bitcoin meski akhir-akhir ini sangat berkorelasi dengan pergerakan harga saham Amerika Serikat (AS), BlackRock Inc menilai, hal itu kemungkinan besar keliru jika menyebut kripto sebagai aset “berisiko” adalah salah kaprah.
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Kamis (26/9/2024), saham, komoditas dan obligasi berimbal hasil tinggi umumnya dianggap sebagai aset berisiko karena biasa mencatat kinerja baik selama periode optimisme pasar dan ekspansi ekonomi. Aset seperti emas sering kali popular di kalangan investor selama masa ketidakpastian.
Emas menunjukkan banyak pola yang sama. Di mana Anda memiliki periode sementara itu, tetapi (korelasi) jangka panjang mendekati nol,” ujar Robbie Mitchnick dari BlackRock kepada Bloomberg.
Ia menuturkan, tidak ada satu negara atau pemerintah pun yang mengendalikan Bitcoin, itu langka dan terdesentralisasi.
Ketika kita berpikir tentang Bitcoin, kita berpikir terutama sebagai alternatif moneter global yang sedang berkembang, kata Mitchnick.
Aset langka, global, terdesentralisasi, dan tidak berdaulat. Dan itu adalah aset yang tidak memiliki risiko khusus negara, yang tidak memiliki risiko rekanan.
BlackRock mengelola dana yang diperdagangkan di bursa, berinvestasi dalam Bitcoin dan Ether. Namun, sementara banyak investor memandang Bitcoin sebagai emas digital, sesuatu yang bernilai di saat-saat sulit, narasi untuk Ether di antara banyak klien institusional “sedikit kurang jelas,” kata Mitchnick. Ether digunakan oleh berbagai aplikasi di blockchain Ethereum.
Adapun Bitcoin naik 49% sepanjang 2024, dan Ether telah terapresiasi 15%, sebagian besar berkat persetujuan ETF yang memegang kedua token tersebut awal 2024.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.