Jakarta – Bitcoin terjual berlebihan pada Juni 2024, setelah pemerintah Jerman memulai penjualan atas 50.000 BTC yang disita dalam penyelidikan pada tahun 2020 terhadap Movie2k, sebuah platform streaming untuk konten bajakan.
Aksi jual tersebut membuat harga Bitcoin anjlok dari level USD 70,000 (Rp 1,1 milair) pada awal Juni 2024 ke level terendah kurang dari USD 55,000 (Rp 892,1 juta) selama penurunan singkat di Juli.
Hal itu diungkapkan dalam laporan yang disusun oleh manajer aset ARK Invest.
“Berdasarkan keuntungan/kerugian pemegang jangka pendek dan arus keluar penambang, Bitcoin tampak terjual berlebihan, ungkap ARK Invest dalam laporannya, dikutip dari Cointelegraph, Senin (22/7/2024).
Tingkat (arus keluar penambang) saat ini menunjukkan bahwa para penambang menyerah, pertanda pembalikan bullish, bebernya.
Minat berkelanjutan investor terhadap dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) BTC telah menjadi sinyal bullish lainnya, menurut ARK.
Laporan ARK Ivest mencatat bahwa aksi jual tajam BTC tidak memicu eksodus massal dari ETF BTC spot.
Disebutkan juga, salah satu risiko terhadap kinerja kuat BTC yang berkelanjutan adalah data ekonomi global.
Keuntungan perusahaan terus menurun seiring berkurangnya kekuatan harga, yang merupakan tanda melemahnya perekonomian, ungkap ARK Ivest.
Harga Bitcoin juga menghadapi potensi hambatan dari pembayaran kembali pertukaran mata uang kripto Mt. Gox sebesar USD 9 miliar dalam bentuk BTC kepada kreditor.
Namun, tidak seperti aksi jual mendadak di Jerman, kreditor mungkin memilih untuk mempertahankan Bitcoin, sehingga mengurangi dampak potensial terhadap pasar yang lebih luas, kata analis industri.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.