Jakarta – CEO bursa mata uang kripto Bitpanda Eric Demuth berpendapat bahwa kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak terlalu terkait dengan proteksionisme atau geopolitik, seperti yang ditegaskan banyak kritikus.
Menurutnya, tarif Trump ini lebih terkait dengan pengelolaan pembiayaan kembali utang besar-besaran pemerintah AS.
Dalam unggahan di Linkedin baru-baru ini, Demuth menegaskan bahwa motif sebenarnya di balik tarif tersebut adalah untuk memperlambat ekonomi AS secara sengaja, yang pada gilirannya menurunkan Imbal Hasil Treasury 10-Tahun.
Dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (5/4/2025), menurunkan imbal hasil ini, yang saat ini berkisar sekitar 4,20%, sangat penting bagi pemerintah AS, yang harus melunasi obligasi Treasury yang jatuh tempo senilai USD 9 triliun pada akhir 2026.
Nilai tersebut adalah angka yang penting, kata Demuth.
Setiap poin basis yang dipangkas berarti miliaran dolar yang dihemat dalam bentuk bunga selama dekade berikutnya, tambah dia.
Demuth berpendapat bahwa satu-satunya cara efektif untuk menurunkan imbal hasil ini adalah dengan merekayasa perlambatan ekonomi.
Sementara tarif biasanya dilihat sebagai inflasi dalam jangka pendek, ia percaya bahwa penerapannya dalam skala besar pada akhirnya akan memicu resesi, yang mengarah pada ekspektasi inflasi yang lebih rendah dan berkurangnya permintaan modal, sehingga menurunkan imbal hasil.
Apa yang tampak seperti proteksionisme mungkin sebenarnya merupakan strategi resesi, kata Demuth.
Pemerintah AS menghadapi gelombang pembiayaan kembali yang besar. tambah dia.