Jakarta – Kepala Riset Aset Digital VanEck Matthew Sigel menuliskan dalam unggahan di blog perusahaan pada 8 April 2025 menuliskan bahwa China dan Rusia dilaporkan telah mulai menyelesaikan beberapa transaksi energi dengan alat pembayaran Bitcoin dan aset digital lainnya.
Dikutip dari cryptopotato, Jumat (11/4/2025), transaksi energi dengan menggunakan aset digital ini sebagai langkah untuk mengurangi penggunaan Dolar Amerika Serikat (AS). Kedua negara ini bukan satu-satunya yang mencoba melakukan dedolarisasi selama perang dagang Donald Trump.
Bolivia telah mengumumkan rencana untuk mengimpor listrik menggunakan kripto, dan perusahaan listrik Prancis EDF sedang menjajaki kemungkinan untuk menambang Bitcoin karena tengah kelebihan listrik, tulis Matthew Sigel.
Ini adalah tanda-tanda awal bahwa Bitcoin berevolusi dari aset spekulatif menjadi alat moneter yang fungsional. Terutama dalam ekonomi yang ingin menghindari dolar dan mengurangi paparan terhadap sistem keuangan yang dipimpin AS. tulis dia.
Sigel menyarankan investor untuk terus memantau perkembangan kebijakan dari Bank Sentral AS (Federal Reserve). Pergeseran ke arah yang lebih moderat dalam ekspektasi suku bunga dan meningkatnya likuiditas secara historis positif bagi Bitcoin.
Ia juga menyebutkan Indeks Dolar AS, yang merupakan alat untuk mengukur nilai tukar dolar dengan dengan keranjang enam mata uang utama lainnya tetap menjadi sinyal utama.
Pelemahan dolar AS yang berkelanjutan dapat memperkuat narasi Bitcoin sebagai lindung nilai, terutama dalam lingkungan fragmentasi geopolitik.