Jakarta – Permintaan Bitcoin (BTC) telah mencapai level terendah pada 2025, karena para pedagang dan investor mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap aset berisiko akibat ketidakpastian ekonomi global.
Mengutip Cryptonews, Senin (17/3/2025) metrik Permintaan Bitcoin dari CryptoQuant menunjukkan permintaan BTC telah turun ke angka negatif 142 pada 13 Maret 2025.
CryptoQuant mencatat, permintaan Bitcoin yang positif sejak September 2024 telah memuncak pada Desember 2024 sebelum mulai turun perlahan kembali. Namun, tingkat permintaan tetap positif hingga awal Maret 2025 dan terus menurun sejak saat itu.
Kekhawatiran akan perang dagang yang berkepanjangan, ketegangan geopolitik, dan inflasi yang sangat tinggi, yang mereda tetapi tetap di atas target Federal Reserve sebesar 2%, menyebabkan para pedagang mengambil langkah mundur dari aset yang lebih berisiko dan beralih ke tempat berlindung yang aman seperti uang tunai dan surat berharga pemerintah.
Kehebohan pasca-pemilu AS juga telah mereda menyusul reaksi beragam dari para investor terhadap KTT Kripto Gedung Putih 7 Maret lalu, seiring dengan ketidakpastian ekonomi makro dan proses politik yang terjadi.
Meskipun angka inflasi CPI AS yang dilaporkan pada 12 Maret lebih rendah dari perkiraan, harga Bitcoin langsung turun setelah berita tersebut.
Selain Bitcoin, dana yang diperdagangkan di bursa kripto (ETF) juga mengalami arus keluar selama empat minggu berturut-turut pada bulan Februari dan minggu-minggu awal Maret 2025. Kondisi ini terjadi karena investor keuangan tradisional mencari pelarian ke tempat yang aman.
Sentimen pasar yang buruk dan ketakutan akan resesi yang mengancam memicu gelombang penjualan panik yang menyebabkan harga kripto jatuh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.