Jakarta – Dalam dua minggu terakhir hingga 21 Februari 2025, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat mengalami arus keluar besar-besaran, dengan total nilai mencapai USD 1,14 miliar atau setara Rp 18,5 triliun (asumsi kurs Rp 16.280 per dolar AS).
Melansir dari Coinmarketcap, Selasa (25/2/2025), penarikan dana ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, yang memicu kekhawatiran investor.
Menurut data dari Sosovalue, ini merupakan periode penarikan tertinggi sejak ETF Bitcoin mulai diperdagangkan pada 11 Januari 2024. Sebelumnya, arus keluar terbesar kedua terjadi pada Juni 2024, dengan nilai penarikan mencapai USD 1,12 miliar saat harga Bitcoin berada di sekitar USD 64.000.
Marcin Kazmierczak, salah satu pendiri dan kepala operasi RedStone, perusahaan solusi blockchain, menyebut aliran dana ETF mencerminkan sentimen investor terhadap Bitcoin, terutama di kalangan manajer aset besar. Namun, ia menekankan bahwa analisis jangka panjang lebih relevan dibandingkan data dalam dua minggu saja.
ETF lebih sering digunakan untuk investasi jangka panjang, jadi melihat data selama enam bulan atau satu tahun akan memberikan gambaran yang lebih akurat, jelas Kazmierczak kepada Cointelegraph.
Meskipun begitu, Ia menyebut dalam jangka panjang, aliran dana ETF Bitcoin masih berada dalam tren positif.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.