Jakarta – Ether, kripto peringkat kedua terbesar memimpin aksi jual baru dalam aset digital. Aksi jual yang dialami ether dipicu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bertahan untuk terapkan tarif 104 persen kepada barang China. Hal itu meredupkan harapan perang dagang yang memanas dapat dihindari.
Mengutip Yahoo Finance, Rabu (8/4/2025), ether turun lebih dari 6 persen pada Rabu pekan ini hingga mencapai level intraday terendah sejak Maret 2023 sebelum memangkas koreksi untuk diperdagangkan pada USD 1.432 pada pukul 09.51 pagi di Singapura. Sementara itu, bitcoin, kripto terbesar turun lebih dari 3 persen sebelum mendapatkan penguatan.
Baca Juga
-
Bursa di Jerman Layani Penyimpanan Kripto untuk Institusi
-
Peretasan Bursa Kripto Bybit jadi Salah Satu Kasus Terbesar di Dunia
Mengutip Coinmarketcap, ether turun 6,15 persen. Ether berada di posisi USD 1.475,19. Sedangkan bitcoin susut 2,5 persen ke posisi USD 76.983.
Pada Selasa, Trump dan pejabat tinggi pemerintahan AS mengisyaratkan AS terbuka membuat kesepakatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan tarif lebih tinggi pada puluhan negara. Namun, saham Asia merosot seiring Presiden AS meningkatkan tekanan kepada China.
“Sepertinya orang-orang telah menyerah pada pemulihan besar dalam kripto pada paruh pertama tahun ini,” ujar Head of APAC Derivatives FalconX, Sean McNulty.
Ia menuturkan, opsi jual yang menawarkan lindung nilai untuk ether dan Solana dibeli dalam jumlah besar semalam.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.