Jakarta Goldman Sachs, salah satu bank terbesar di Wall Street dengan aset senilai USD 3 triliun, mengungkapkan bahwa mata uang kripto dan teknologi blockchain telah meningkatkan persaingan dalam industri keuangan. Pernyataan ini tertuang dalam laporan tahunan 2024 yang dikirim kepada para pemegang saham.
Dalam laporan tersebut, Goldman Sachs menyoroti bagaimana teknologi buku besar terdistribusi (distributed ledger technology/DLT), termasuk kripto dan aset digital lainnya, semakin berkembang dan membawa perubahan pada sistem keuangan tradisional.
Prevalensi dan cakupan aplikasi teknologi ini terus berkembang, tetapi masih memiliki kelemahan yang dapat dieksploitasi, tulis laporan tersebut, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (17/3/2025).
Meski demikian, bank ini tetap terlibat dalam industri blockchain melalui beberapa cara, seperti memfasilitasi transaksi klien, melakukan investasi, dan bertindak sebagai vendor pihak ketiga.
Namun, mereka juga mengakui bahwa teknologi ini masih rentan terhadap serangan siber dan memiliki risiko inheren yang perlu diwaspadai.
Rencana Tokenisasi
Goldman Sachs juga mengungkapkan rencana untuk meluncurkan proyek tokenisasi pada 2024. Proyek ini bertujuan membantu klien berinvestasi dalam aset keuangan seperti real estat dan pasar uang dengan menggunakan blockchain, baik publik maupun privat.
Namun, laporan tersebut menegaskan langkah ini bukan berarti bank akan beralih secara besar-besaran ke mata uang kripto.