Jakarta Bitcoin dan Ethereum mengalami aksi jual terburuk sejak pandemi, dengan kedua mata uang kripto tersebut anjlok lebih dari 20 persen dalam sepekan.
Harga Bitcoin sempat menyentuh USD 49.000 atau setara Rp 793,9 juta (asumsi kurs Rp 16.202 per dolar AS), pada Senin, 5 Agustus 2024. Namun, data Coinmarketcap menunjukkan, Bitcoin berhasil pulih dan diperdagangkan di kisaran USD 54.000 atau setara Rp 874,9 juta pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Faktor ekonomi makro menjadi salah satu penyebab penurunan dan aksi jual pasar kripto. Indeks pasar saham Jepang juga anjlok 12% pada Senin hingga mengalami hari terburuk sejak 1987.
VIX, pengukur ketakutan pasar, juga melonjak ke level tertinggi sejak pandemi setelah lonjakan satu hari terbesar dalam lebih dari tiga dekade. Mengingat semua itu, banyak komentator pasar menaikkan volume seruan agar Fed melakukan intervensi dengan pemotongan suku bunga darurat.
Harga Wajar Bitcoin
Sebelumnya, analis JPMorgan telah menandai bitcoin telah menguat melampaui harga wajarnya dalam catatan penelitian pada 18 Juli. Dengan menggunakan harga emas yang disesuaikan dengan volatilitas sebagai proksi, analis JPMorgan memperkirakan harga wajar bitcoin mendekati USD 53.000.
Harga bitcoin terlalu tinggi saat ini. Metrik menunjukkan pembalikan rata-rata di sekitar garis nol, sehingga membatasi potensi kenaikan harga bitcoin dalam jangka panjang,” kata analis JPMorgan, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (6/8/2024).
Ini adalah perkiraan yang mengesankan yang hampir tepat mengenai posisi bitcoin yang diharapkan diperdagangkan relatif terhadap emas. Mempertimbangkan target harga lain yang perlu diperhatikan sebesar USD 43.000, berdasarkan biaya produksi bitcoin, masih belum jelas apakah bitcoin sudah keluar dari masalah.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.