Jakarta – Analis mengatakan penurunan harga Bitcoin akan terjadi dan menyarankan agar para pedagang menghindari perdagangan impulsif. Harga Bitcoin (BTC) USD67.791 akan turun sekitar 12% dari level USD 67.250 saat ini. Oleh karena itu, para skeptis dapat mengonfirmasi prospek bearish mereka.
Hal itu disampaikan Analis kripto Matthew Hyland berpendapat dalam posting X pada 17 Oktober di tengah perdagangan Bitcoin pada USD67.248, naik 10,88% selama tujuh hari terakhir, menurut data TradingView.
Para pelaku pasar hanya bisa menjadi gembira jika BTC turun di bawah USD58,8 ribu, ujarnya dikutip dari Cointelegraph.com, Minggu (20/10/2024).
Hyland mengatakan bahwa apa pun yang kurang dari itu hanya sekadar gangguan jika terjadi penurunan. Terakhir kali Bitcoin menyentuh level tersebut adalah pada 17 September USD58.192 sebelum naik ke USD65.000 pada 27 September.
Senada, pada 17 Oktober, analis utama Glassnode James Check menegaskan kembali kepada para pengikutnya yang memegang posisi long Bitcoin untuk bersabar dan menghindari godaan untuk FOMO, menekankan bahwa penurunan harga akan terjadi.
Leverage yang tinggi berarti kemungkinan yang lebih tinggi dari guncangan yang tidak stabil, kata James.
Sementara itu, pada 15 Oktober, Cointelegraph melaporkan bahwa jumlah total kontrak berjangka Bitcoin mencapai 566.270, level tertinggi sejak Januari 2023.
Hal ini terjadi di tengah sentimen keseluruhan di pasar yang berada dalam kondisi Keserakahan, menurut Indeks Ketakutan dan Keserakahan Kripto.
Indeks, yang mewakili emosi dan sentimen terkini terhadap Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas, menunjukkan skor Keserakahan sebesar 71, naik 32 poin sejak 10 Oktober.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.