Jakarta Seiring berlanjutnya fluktuasi harga yang signifikan dalam mata uang kripto, komentar para ahli menarik perhatian. Harga Bitcoin turun menjadi USD 48.800 atau setara Rp 778,3 juta (asumsi kurs Rp 15.949 per dolar AS) dan naik lagi menjadi USD 60.000 atau setara Rp 956,9 juta dalam seminggu.
Di tengah fluktuasi tersebut ahli memperingatkan kenaikan tersebut mungkin menipu. Dalam konteks ini, seorang investor membuat pernyataan penting mengenai masa depan BTC.
Peter Brandt, yang dikenal sebagai investor berpengalaman dalam dunia ekonomi, memperingatkan ada kemungkinan 50% Bitcoin (BTC) bisa turun di bawah USD 40.000 dalam siklus saat ini, yang membuat investor kripto khawatir.
Brandt menyatakan di X bahwa Bitcoin bisa turun lebih dari 35% dari level harga saat ini sebelum akhir tahun depan.
“Saya yakin ada kemungkinan 50% BTC akan turun di bawah USD 40.000 sebelum proses halving selesai setengah jalan,” kata Brandt, dikutip dari Coinmarketcap, Selasa (13/8/2024).
Brandt juga mencatat pergerakan harga Bitcoin tahun ini dapat menyerupai peristiwa angsa hitam selama hari-hari awal pandemi Covid-19 pada 2020, bergerak dalam formasi segitiga pelebaran siku-siku terbalik.
Formasi ini, yang juga dikenal sebagai irisan pelebaran jatuh, dapat memicu proses yang dapat mengakibatkan pembalikan tren naik jika garis tren bawah terus bertindak sebagai support.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.