Jakarta Harga Bitcoin kembali alami penurunan sejak awal 2025. Harga aset kripto terbesar itu sempat turun ke level USD 93.000 atau setara 1,50 miliar (asumsi kurs Rp 16.246 per dolar AS).Â
Aset kripto lainnya yang lebih kecil seperti Ethereum, Cardano, Solana, dan Dogecoin juga turut mengalami penurunan serentak sejak perdagangan Rabu, 8 Januari 2025.Â
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (9/1/20250). penurunan tiba-tiba dalam nilai Bitcoin dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Penguatan dolar AS telah mengalihkan preferensi investor ke mata uang fiat, yang memberi tekanan pada aset safe haven seperti Bitcoin.Â
Meningkatnya kekhawatiran inflasi telah meningkatkan kecemasan investor, yang menyebabkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin menunda penurunan suku bunga yang diantisipasi. Lebih jauh lagi, penurunan saham teknologi utama, termasuk Super Micro Computer (SMCI) dan Micron Technology (MU), telah menciptakan efek berantai, yang selanjutnya berdampak pada harga Bitcoin.
Tren ini menyoroti bagaimana Bitcoin menjadi lebih umum dan merespons pasar saham serta faktor ekonomi makro. Minggu ini, pergerakan pasar kripto akan diawasi ketat, dengan pertemuan FOMC Federal Reserve yang akan diadakan pada hari Rabu dan laporan pekerjaan yang akan dirilis pada hari Jumat.
Kegembiraan awal seputar ETF Bitcoin di awal minggu telah memudar karena perlambatan arus masuk. Setelah menarik lebih dari USD 900 juta dalam dua hari berturut-turut, sebagian besar ETF Bitcoin mengalami arus keluar pada 7 Januari, yang menghasilkan arus masuk bersih hanya sebesar USD 52 juta.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.Â