Jakarta – Harga Bitcoin mengalami penurunan tajam dan mencapai titik terendah sejak November lalu. Penyebab utamanya adalah meningkatnya ketegangan perdagangan dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dinilai berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini mengimbangi sentimen positif yang sempat muncul setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan pro-kripto minggu lalu.
Aset berisiko seperti mata uang kripto terkena dampak negatif dari ketidakpastian ekonomi. Pasar saham AS ikut melemah, sementara obligasi pemerintah justru meningkat karena investor beralih ke aset yang lebih aman.
Meskipun kebijakan pro-kripto yang diumumkan Trump sempat memberikan harapan, reli tersebut dengan cepat memudar akibat aksi jual besar-besaran yang dipicu oleh kondisi ekonomi global yang memburuk, ujar Nikolay Karpenko, Direktur di B2C2, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (11/3/2025).
Bitcoin sempat mengalami penurunan hingga 6,8% dan diperdagangkan di angka USD 77.416 atau setara Rp 1,26 miliar (asumsi kurs Rp 16.340 per dolar AS), level terendah sejak 10 November.
Penurunan ini juga diikuti oleh mata uang kripto lain seperti Solana, Cardano, dan XRP, yang disebut-sebut sebagai kandidat aset digital untuk cadangan AS, tetapi tidak dimasukkan dalam kebijakan eksekutif Trump.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.