Jakarta – Harga Bitcoin menunjukkan kestabilan dalam kisaran USD 84.000 hingga USD 86.000 pada pertengahan April 2025. Meskipun tidak mengalami kenaikan signifikan, tren ini mencerminkan ketahanan Bitcoin di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap hari ini, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih menguat. Bitcoin naik 0,28 persen dalam 24 jam dan 3,06 persen sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 87.306 per koin atau setara Rp 1,46 miliar.
Salah satu faktor pendorong sentimen pasar adalah laporan bahwa pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan pembelian Bitcoin menggunakan pendapatan dari tarif perdagangan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan nasional AS.
Di sisi lain, sentimen pasar juga terangkat oleh masuknya modal baru ke dalam ETF Bitcoin spot. Laporan terbaru mencatat bahwa pada 14 April 2025, ETF ini mencatatkan arus masuk sebesar US$1,47 juta, setelah tujuh hari berturut-turut mengalami arus keluar.
CEO INDODAX, Oscar Darmawan, mengomentari dinamika yang saat ini membentuk harga Bitcoin. Ia menilai bahwa volatilitas harga dalam beberapa hari terakhir, terutama saat Bitcoin sempat menyentuh USD 86.000 sebelum kembali terkoreksi di bawah USD 84.000, merupakan respons pasar terhadap dinamika kebijakan perdagangan global dan minimnya likuiditas di akhir pekan.
Kenaikan singkat ke level USD 86.000 beberapa waktu lalu dipicu oleh reaksi pasar terhadap kabar pengecualian tarif yang memberikan nafas segar sementara. Namun, faktor likuiditas yang rendah di akhir pekan dan belum adanya kejelasan arah kebijakan perdagangan AS membuat pasar kembali ragu, sehingga harga terkoreksi secara alami ke bawah SD 84.000, jelas Oscar dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).