Jakarta – Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi baru pada Kamis, 5 Desember 2024 dengan menembus harga USD 103.000 atau setara Rp 1,63 miliar (asumsi kurs Rp 15.865 per dolar AS).
Menanggapi kenaikan ini, CMO Tokocrypto, Wan Iqbal mengatakan kenaikan harga Bitcoin yang melampaui USD 100.000 merupakan tonggak penting dalam perjalanan aset digital ini, yang mencerminkan kepercayaan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai kelas aset utama.
Pengurangan Pasokan Bitcoin
Iqbal menyebut lonjakan harga ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Faktor pertama adalah pengurangan pasokan Bitcoin melalui proses halving mengurangi imbalan bagi penambang, menciptakan kelangkaan pasokan yang memicu tekanan beli.
Arus Masuk ETF Bitcoin
Selain itu, arus masuk dana institusional yang luar biasa besar lebih dari USD 31 miliar arus masuk bersih tercatat di ETF Bitcoin di AS yang menunjukkan Bitcoin semakin diterima sebagai aset investasi jangka panjang yang aman.
“Peningkatan adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar seperti MicroStrategy, Tesla, dan Square turut memperkuat legitimasi Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan instrumen investasi strategis,” kata Iqbal kepada Jumat (6/12/2024).
Regulasi Pro Kripto di AS
Di sisi regulasi, Iqbal menyebut kemenangan Donald Trump dan penunjukan tokoh pro-crypto seperti Paul Atkins untuk menggantikan Gary Gensler sebagai ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) memberikan sinyal positif bagi industri kripto, mengurangi ketidakpastian dan mendorong lebih banyak investor untuk terlibat.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. www.wmhg.org tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.