Jakarta – Amerika Serikat (AS) masih dibayangi inflasi tinggi, dan itu berpotensi menimbulkan masalah bagi Bitcoin dalam jangka pendek. Potensi ini muncul berdasarkan data terbaru dari Biro Analisis Ekonomi AS.
Data tersebut berfokus pada sesuatu yang disebut Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang melacak seberapa besar kenaikan harga barang dan jasa yang benar-benar dibeli orang. PCE jadi salah satu alat The Federal Reserve (the Fed), Bank Sentral AS untuk mengukur inflasi.
Baca Juga
-
Rupiah Dibuka Loyo dari Dolar, Simak Prediksi Hari Ini
-
Penurunan Suku Bunga The Fed Berpotensi Melambat
-
IHSG Anjlok 1,54 Persen pada 10-14 Februari 2025, Faktor Ini Jadi Penyebabnya
Pada Februari 2025, pendapatan pribadi orang Amerika naik 0,8 persen, dan pendapatan yang dapat dibelanjakan setelah pajak naik 0,9 persen. Di sisi lain, indeks PCE naik 0,4 persen dalam sebulan, menandakan inflasi di Negeri Paman Sam belum banyak mereda.
Terpenting adalah PCE Inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi karena sangat fluktuatif. PCE Inti naik 0,4 persen pada Februari 2025 dan 2,8 persen selama setahun terakhir, di atas perkiraan sebesar 2,7 persen.
Analis kripto Ali Martinez memperingatkan, inflasi yang tak terpisahkan ini dapat menunda pemotongan suku bunga dari The Fed. Itu jadi masalah besar, lantaran suku bunga yang lebih rendah cenderung mendorong pasar, ​​terutama aset berisiko seperti Bitcoin.
PCE Februari sesuai dengan yang diharapkan pada 2,5 persen, tetapi Core PCE sedikit lebih baik pada 2,8 persen vs perkiraan 2,7 persen. Sticky inflation ini dapat menunda pemotongan suku bunga, tidak ideal untuk aset berisiko seperti #Bitcoin, yang diuntungkan oleh kebijakan yang lebih longgar, tulis Ali dalam postingannya di X, dilansir dari Yahoo Finance.Â
Dengan kata lain, jika inflasi tetap tinggi, The Fed mungkin menunda pemotongan suku bunga. Sehingga jika itu terjadi dapat merusak momentum Bitcoin.
Pada siklus sebelumnya, kebijakan moneter yang lebih ketat biasanya telah mengeringkan likuiditas, yang mengakibatkan berkurangnya minat terhadap aset berisiko. Merujuk laporan harga Krak3n, Bitcoin berpindah tangan seharga USD 85.408,12, turun 0,67 persen.